
illustrasi
illustrasi
Cyberthreat.id – Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Gatot Repli Handoko mengatakan, tim penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri telah memeriksa 80 orang sebagai saksi dalam kasus penipuan robot trading DNA Pro.
“Sampai saat ini sudah melakukan pemeriksaan terhadap 80 orang saksi dan saat ini sudah dimasukkan ke dalam berkas perkara,” kata Gatot dalam keterangan yang diterima Cyberthreat.id, Kamis (16 Juni 2022).
Dari pemeriksaan yang dilakukan, tim penyidik telah menetapkan 14 orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan robot trading skema ponzi aplikasi DNA Pro ini. Sebanyak 11 di antaranya telah ditangkap dan ditahan oleh polisi. Sementara tiga tersangka lainnya diduga berada di luar negeri.
Gatot mengatakan, pihaknya juga telah menggeledah dua kantor cabang milik PT DNA Academy Pro yang berada di kawasan Buleleng dan Denpasar, Bali. Penggeledahan tersebut berkaitan dengan terkait kasus tindak penipuan investasi bodong atau ilegal menggunakan robot trading aplikasi DNA Pro.
“Perkembangan DNA Pro, kami sampaikan ada penggeledahan di Buleleng dan Denpasar. Sejumlah barang bukti telah disita,” kata Gatot.
Dalam penggeledahan tersebut, pihak kepolisian berhasil menyita sejumlah barang bukti di dua kantor itu. Tim penyidik juga melakukan menggeledah dan melakukan penyitaan di rumah milik salah satu tersangka berinisial HAM. Polisi juga menyita satu unit mobil merek BMW, dua unit sepeda motor merek Vespa, serta empat jam tangan.
Atas kasus penipuan ini, para tersangka dijerat Pasal 106 juncto Pasal 24 dan/atau Pasal 105 juncto Pasal 9 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan/atau Pasal 3, Pasal 5 juncto Pasal 10 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Dalam menjalankan bisnisnya, para pelaku menerapkan sistem penjualan distribusi langsung (MLM), dengan skema piramida atau ponzi. Dengan begitu, mereka meraup keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh para nasabahnya.
Untuk mendapatkan korbannya, mereka menawarkan profit atau keuntungan sebesar 1% per hari melalui investasi di gold. Mereka juga menyediakan investasi berbentuk forex yang diperdagangkan di pasar Rusia dan bekerja sama dengan Alfa Success Corporation. Para tersangka juga menawarkan beragam bonus, di antaranya bonus penjualan robot hingga level 15, bonus profit sharing lima level dan bonus networking lima level.
Share: