
Ilustrasi ransomware | Freepik
Ilustrasi ransomware | Freepik
Cyberthreat.id - Seorang ahli jantung Venezuela yang belajar sendiri pemrograman komputer menjual perangkat lunak yang digunakan oleh kelompok peretas Iran untuk menyerang perusahaan Israel, kata jaksa AS pada hari Senin dalam pengajuan tuntutan pidana terhadapnya.
Moises Zagala, 55 tahun, melisensikan perangkat lunaknya kepada penjahat dunia maya yang menyebarkannya untuk memeras korban demi uang, menurut gugatan yang didaftarkan di pengadilan federal di Brooklyn, New York.
Zagala mengiklankan alat Jigsaw v. 2-nya di forum online seharga $ 500, dan menawarkan untuk menjual kode sumbernya seharga US$ 3.000, kata gugatan itu seperti dilaporkan Reuters, Senin.
Breon Peace, Jaksa AS untuk Distrik Timur New York mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Zagala membual tentang serangan yang berhasil menggunakan programnya, "termasuk oleh aktor jahat yang terkait dengan pemerintah Iran."
Zagala menghadapi dua tuduhan percobaan intrusi komputer dan konspirasi untuk melakukan intrusi komputer. Dia tinggal di Ciudad Bolivar, Venezuela, dan belum ditangkap oleh otoritas AS. Pesan yang dikirim Reuters ke akun Instagram untuk klinik Zagala di Ciudad Bolivar tidak segera dibalas.
Pada akhir 2019, ia mulai menawarkan produk lain, Thanos, kepada peretas dengan imbalan beberapa keuntungan dari serangan ransomware mereka, menurut pengaduan, yang ditulis oleh agen FBI Chris Clark. Clark membeli lisensi untuk program tersebut dan mengunduhnya ke komputer di Amerika Serikat.
Zagala pada tahun 2020 memposting tautan di papan pesan ke artikel berita dalam bahasa Rusia tentang kelompok peretasan Iran, MuddyWater, yang menggunakan perangkat lunak Thanos untuk menargetkan organisasi Israel, kata Clark.
Pihak berwenang AS pada Februari menggambarkan MuddyWater sebagai sekelompok operator siber yang terkait dengan Iran dan mengatakan bahwa pihaknya telah menargetkan berbagai organisasi pemerintah dan sektor swasta di seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Misi Iran untuk PBB menyebut tuduhan itu "tidak berdasar."
Beberapa klien Zagala diarahkan untuk melakukan pembayaran ke rekening PayPal yang terdaftar untuk saudaranya di Florida, kata dokumen pengadilan. Dikatakan saudara itu mengatakan kepada FBI Zagala telah belajar sendiri pemrograman komputer.[]
Share: