
ilusstrasi
ilusstrasi
Cyberthreat.id – Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah sebesar $100 juta atau senilai Rp 145,7 M, untuk informasi tentang Geng Conti Ransomware.
Dikutip dari The Hacker News, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan akan memberikan imbalan untuk setiap informasi yang mengarah pada identifikasi individu-individu kunci, yang merupakan bagian dari geng kejahatan dunia maya Conti yang terkenal.
Tidak hanya itu saja, AS juga menawarkan tambahan $ 5 juta (setara Rp 73 M) lagi untuk informasi intelijen yang dapat membantu menangkap dan menghukum individu di kelompok ini. Termasuk, mereka yang berkonspirasi atau mencoba untuk berafiliasi dengan kelompok tersebut dalam serangan ransomware.
“Varian Conti sebagai jenis ransomware paling mahal yang pernah didokumentasikan," kata Departemen Luar Negeri AS.
Ransomware Conti, merupakan salah satu karya kelompok kejahatan terorganisir transnasional yang berbasis di Rusia yang dijuluki Gold Ulrick. Mereka adalah salah satu kartel ransomware paling produktif yang terus menyerang entitas secara global sekaligus memperluas kerajaannya dengan menyerap TrickBot dan menjalankan bisnis sampingan yang melibatkan pemerasan data.
Setelah sindikat tersebut menyatakan dukungan publik untuk invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari lalu, sindikat tersebut mengalami pelanggaran besar setelah kode sumber dan obrolan internalnya dirilis di domain publik. Tetapi kebocoran itu tidak banyak membantu memperlambat operasi yang dilakukan geng Ransomware Conti.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, Conti telah menyerang lebih dari 1.000 organisasi pada Januari 2022, dengan pembayaran korban melebihi $150 juta. Bulan lalu, kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap jaringan pemerintah Kosta Rika.
Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS menawarkan hadiah sebagai bagian dari upayanya untuk menghentikan dan membongkar kejahatan terorganisir transnasional secara global, termasuk kejahatan siber. Mereka juga berupaya untuk melindungi calon korban ransomware di seluruh dunia dari eksploitasi oleh penjahat siber.
Pada November 2021, Departemen Luar Negeri AS juga menawarkan hadiah uang serupa untuk menemukan pihak kriminal yang terkait dengan DarkSide dan ransomware REvil, yang digunakan dalam serangan tingkat tinggi di Colonial Pipeline dan Kaseya tahun lalu.
Share: