
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id – Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dedy Permadi mengatakan pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait dengan dugaan pencurian data pribadi yang dilakukan oleh beberapa aplikasi di Google Play Store.
“Saat ini masih kami pelajari dan dalam penyelidikan ini kami akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya yang pertama kali mengungkap,” ungkap Dedy kepada Cyberthreat.id, Jumat (22 April 2022).
Tidak hanya itu saja, dalam keterangan yang diberikan kepada Cyberthreat.id, Dedy menyebutkan pihaknya bersama dengan Polda Metro Jaya akan melakukan sejumlah upaya dan langkah-langkah hukum terkait pelanggaran data tersebut. Langkah tersebut akan diambil sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dedy menambahkan, pihak Google telah mengambil tindakan terhadap aplikasi yang diduga melakukan pemrosesan data penggunanya secara tanpa hak. Aplikasi tersebut diwajibkan untuk menghapus kode yang berfungsi untuk diam-diam mengambil data pengguna, jika ingin dapat kembali diakses oleh penggunanya di Google Play Store.
Dedi juga meminta masyarakat untuk dapat memeriksa daftar aplikasi yang diduga mengambil data pribadi secara tanpa hak, dan melakukan langkah pengamanan. Beberapa hal yang harus dilakukan masyarakat adalah memutakhirkan sistem keamanan perangkat, melakukan instalasi ulang terhadap aplikasi yang diduga memproses data pribadi, serta tidak memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak berkepentingan.
“Semua itu harus dilakukan oleh masyarakat guna melindungi data pribadinya,” ujar Dedy.
Sebelumnya, akun resmi Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya memaparkan bahwa aplikasi azan dan salat mencuri data pribadi pengguna. Aplikasi tersebut hingga saat ini sudah diunduh oleh 10 juta pengguna.
"Waspada aplikasi salat dan azan pencuri data. Beredar di Play Store diunduh 10 juta pengguna," demikian peringatan akun @siberpoldametrojaya pada Rabu (20/4).
Peringatan tersebut dikeluarkan setelah sebuah analisis melaporkan tentang serangkaian aplikasi yang tersedia di Google Play Store. Salah satunya aplikasi azan dan solat yang diketahui mengambil data pribadi para penggunanya.
Data yang dicuri meliputi data GPS, nomor telepon hingga kata sandi router modem. Aplikasi tersebut mencuri data melalui pengembangan perangkat lunak (SDK) pihak ketiga yang mencakup kemampuan untuk menangkap konten clipboard, data GPS, alamat email, nomor telepon bahkan alamat MAC router modem pengguna dan SSID jaringan.
Berikut adalah daftar aplikasinyanya:
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: