
Alat bukti yang disita | Foto: SSU
Alat bukti yang disita | Foto: SSU
Cyberthreat.id - Badan intelijen Ukraina menuduh Rusia menjalankan peternakan bot yang mengirim sekitar 5.000 pesan teks ke polisi dan anggota militer setempat meminta mereka untuk menyerah dan membelot.
Pada hari Kamis, Dinas Keamanan Ukraina (SSU) mengumumkan bahwa mereka menangkap dan mengganggu "operasi informasi khusus" yang dirancang untuk "menggoyahkan kondisi moral dan psikologis pasukan keamanan Ukraina."
Pesan itu, menurut siaran pers seperti dikutip Vice, mengatakan: “Hasil dari acara ini telah ditentukan sebelumnya! Bijaksana dan tolak dukung nasionalisme dan pemimpin negara yang mendiskreditkan diri sendiri dan sudah melarikan diri dari ibu kota!!!”
Dilihat dari tangkapan layar pesan yang diterbitkan oleh SSU, sepertinya kampanye dilakukan di WhatsApp. SSU tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tampilan pesan WhatsApp yang dikirimkan kepada tentara Ukraina | Foto: SSU
WhatsApp tidak segera menanggapi permintaan komentar.
SSU mengatakan bahwa mereka “dengan cepat menemukan dan menetralisir” operasi tersebut tetapi “musuh” telah terlanjur mengirim 5.000 pesan sebelum bisa dihentikan. Menurut agensi tersebut, peternakan bot itu dijalankan di sebuah apartemen di Dnipropetrovsk, sebuah kota di Ukraina tengah, dan "dikontrol dari jarak jauh dari Rusia."
Selama invasi ke Ukraina, Rusia telah melakukan serangan malware yang relatif tersembunyi serta disinformasi dan operasi psikologis. Pada bulan Maret, SSU mengumumkan bahwa mereka telah menahan seorang "peretas" yang membantu tentara Rusia mengarahkan panggilan, melakukan panggilan telepon anonim ke "musuh", mengirim pesan ke pasukan keamanan Ukraina meminta mereka untuk menyerah, dan tampaknya operasi serupa dengan yang terganggu pada hari Kamis.
“[SSU] menahan seorang peretas yang menyediakan koneksi seluler penjajah di Ukraina,” tulis SSU dalam pengumumannya saat itu.[]
Share: