
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Sepanjang 2021 anomali trafik atau serangan siber yang menargetkan organisasi di Indonesia didominasi oleh perangkat lunak jahat botnet.
Berdasarkan Laporan Tahunan Monitoring Keamanan Siber yang baru dirilis Rabu (30 Maret 2022), anomali trafik yang tercatat mencapai 1.637.937.022 serangan.
“Sebanyak 44,62 persen atau 730.964.448 anomali trafik yang masuk ke Indonesia didominasi oleh botnet jenis MyloBot,” Sandiman Muda BSSN, Agung Setiaji menjelaskan, Rabu.
Bahkan, 10 anomali teratas juga diisi oleh botnet lain, seperti Mining Pool, Scada Moxa, Zero Access.
MylotBot salah satu botnet yang terkenal sejak 2018. Botnet ini dinilai sudah cukup canggih karena memiliki sejumlah teknik seperti Anti-VM, Anti-Sandboxing, anti-debugging, serta memiliki kemampuan menghindari deteksi perangkat lunak keamanan
“Kalau sudah terkena botnet ini, sistem pengguna akan langsung dikuasai dan dapat dimanfaatkan oleh peretas,” kata Agung.
Sumber: BSSN
Agung juga menyebutkan serangan phishing (pengelabuan) masih terus terjadi di Indonesia. Berdasarkan data yang dikumpulkan, terdapat 264 situsweb yang terdampak phishing.
Jenis phishing yang digunakan adalah web phising dan email phising. Sebanyak 91 persen phishing yang dilakukan merupakan jenis web phishing, sedangkan sembilan persen lainnya merupakan jenis email phishing.
Phishing adalah teknik serangan siber yang mencoba mengelabui target agar menyerahkan kredensial akun online. Penyerang biasanya menyaru dengan situsweb yang mirip denan asli, lalu meminta target untuk mengisi kredensial akun.
Wakil Kepala BSSN, Irjen Pol Luki Hermawan, mengharapkan laporan tahunan tersebut menjadi acuan dalam membuat kebijakan strategis terkait kemanan siber oleh pemerintah.
“Melalui laporan ini pemerintah dan masyarakat dapat mengetahui lanksap ruang siber Indonesia sepanjang tahun 2021. Dengan demikian bisa tercipta kebijakan yang tepat sasaran dari pemerintah, serta menumbuhkan awareness di masyrakat terkait dengan keamanan siber di Indonesia,” ujarnya.
Revolusi industri 4.0 juga telah memaksa perubahan massif pada berbagai aspek kehidupan yang diciptakan di ruang siber. Serta, digitalisasi hingga kecerdasan buatan telah menguasai hampir semua aspek kehidupan manusia.
Menurutnya, transformasi digital yang berkembang dengan pesat berdampak yang sangat besar terhadap bidang keamanan siber.
Ia menyebutkan, upaya menjamin ruang siber terbuka, aman, stabil, dan dapat diakses, tidak hanya menjadi tanggung jawab BSSN, tapi seluruh kepentingan dan masyarakat Indonesia.
“Oleh karena itu melalui launching hasil monitoring keamanan siber ini, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa berkolaborasi dalam menjaga keutuhan ruang siber nasional dari berbagai macam ancaman siber dan tentunya untuk keamanan siber yang lebih baik,” tutur Luki.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: