
Ilustrasi
Ilustrasi
Jakarta, Cyberthreat.id - Aplikasi pembayaran online Aiqqon ingin menghapus mesin Electronic Data Capture (EDC) dalam proses bertransaksi di Tanah Air. Program ini akan mendukung rencana pemerintah yang ingin menggalakkan transaksi non tunai di masyarakat sekaligus meningkatkan cashless society di Indonesia.
"Target kami adalah UMKM," kata CEO PT Aiqqon Triarta Mas Thomas Nugroho di Jakarta, Senin (15 Juli 2019).
Dengan mendownload aplikasi Aiqqon, kata dia, para pelaku UMKM akan membantu perekonomian nasional secara langsung. Seperti diketahui UMKM adalah tulang punggung perekonomian bangsa yang sudah teruji ketahanannya.
Terlebih, nilai perekonomian digital Indonesia bisa mencapai Rp 2 ribu triliun pada 2020 atau negara di lima besar peringkat GDP dunia pada 2030. Thomas mengatakan aplikasi Aiqqon jauh lebih efektif. Misalnya, secara tidak langsung memangkas waktu perizinan dalam pembayaran termasuk dalam menggunakan EDC.
"Selama ini kita tahu bikin proses perizinan biasanya 14 hari, tapi dengan digital, yaitu mendownload Aiqqon semua proses itu bisa disingkat menjadi 3 menit," ujarnya.
Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fajar Hutomo, mengatakan pertumbuhan digital payment di Indonesia sangat mendukung ekonomi kreatif. Terutama dalam memacu kreativitas dan aktivitas anak-anak muda membangun startup di era digitalisasi.
Ia mencontohkan bagaimana digital payment bertumbuh pada sektor industri film nasional. Pertumbuhan penonton film nasional di layar lebar Tanah Air meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir.
Pada tahun 2015, kata dia, hanya terdapat 6 juta peminat dan penonton film nasional. Kini, data tahun 2018 menunjukkan jumlah penontonnya telah mencapai 18 juta.
"Kebanyakan penonton itu menggunakan digital payment. Mereka anak-anak muda sudah tidak pakai gesek lagi, tapi hanya menggunakan smartphone. Nah, ketika menonton mereka juga membeli makanan pakai aplikasi, tidak bawa uang cash lagi."
Menurut berbagai data, kata Fajar, jumlah pelaku UMKM di Indonesia telah mencapai 60 juta. Dari jumlah itu hanya 10 persen yang baru Go Digital.
"Ini artinya apa? Pasar dan peluang Indonesia amat besar."
Share: