Jakarta, Cyberthreat.id – Selamat ulang tahun Twitter!

Tepat, 13 tahun lalu, Twitter diluncurkan resmi ke publik meski secara organisasi, Twitter telah berdiri pada 21 Maret.

Sebelum dirilis awal nama Twitter adalah Twttr. Alamat domainnya: twttr.com. Dan, saat it baru diuji coba internal pekerja saja.

Empat orang yang membidani lahirnya microblogging ini, yaitu Jack Dorsey, Evan Williams, Biz Stone, dan Noah Glass. Pada 22 Maret, Jack mencobat twit dengan menulis: “just setting up my twttr.”  yang mendapat 99.049 Likes dan telah di retwit sebanyak 110.286.

Pada unggahan kedua beberapa menit setelahnya, ia menulis lagi: “inviting coworkers.” yang di-Likes sebanyak 7.372 kali dan retwit sebanyak 6.017 kali.

Pada hari yang sama, rekannya, Stone atau lengkapan Christopher Isaac “Biz” Stone, juga berkicau: “Having some flowery orange pekoe tea. Feeling pains in my back.”

Di hari perdana 15 Juli itu, ada 224 twit atau kicauan yang terunggah. Masa-masal awal pengguna hanya bisa mengetikkan kalimat sebanyak 140 karakter, tapi sekarang telah menjadi 280 karakter. Dan, tahukah Anda kini jumlah twit-twit itu telah berubah drastis mencapai triliunan twit.

Jika kita melihat statistik secara live di internetlivestats.com, jumlah per hari bisa menyentuh 500 juta twit. Pada saat saya menulis ini, twit per Senin (15 Juli 2010) hingga pukul 09.15 WIB mencapai lebih dari 285 juta di seluruh dunia. Sejak Januari hingga kini pada tahun ini jumlah twit-nya telah mencapai lebih dari 144 miliar twit.

Twitter memang lebih muda dari Facebook, tapi jejaring sosial ini telah menggema dan menjalar menjadi sebuah “kekuatan sosial dan alat propaganda paling masif di dunia maya” yang berefek pada kehidupan sosial nyata.

Sketsa desain Twitter oleh Jack Dorsey pada 2001 yang dinamai "Stat.us".

Twitter yang digunakan sejumlah pekerja Odeo dalam layanan internal pada Maret 2006.

Twitter diluncurkan dengan nama Twttr pada Juli 2006

Desain logo Twitter di awal-awal setelah peluncuran pertama pada 2006. Foto-foto: firstversions.com

Twitter kini telah berubah menjadi “ladang kurusetra” antara bot dan manusia. Menjadi platform medsos terbesar dengan persebaran berita tercepat dan terkini, hingga penyalahgunaan ruang siber: mulai narkoba, terorisme, pornografi, cyberbullying, pelecehan seksual, hingga buzzer politik.

“Pada tahun 2018, Twitter merilis lebih dari 10 juta twit ternyata telah disebarkan sebagai alat propaganda, terutama dari Rusia,” demikian seperti dikutip dari Independent, yang diakses Senin (15 Juli 2019).

Mayoritas twit itu mencoba mempengaruhi dari segi politik baik tingkat lokal maupun global. Tak bisa dimungkiri, Twitter yang telah dipakai sebagai alat politik juga potensial dan paling masif menyebarkan berita hoaks lewat akun-akun anonim atau tak jelas.

Bahkan, pada riset 2018 Amnesty International yang bekerja sama dengan perusahaan perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) menemukan, bahwa di Twitter perempuan dilecehkan setiap 30 detik.

“Perempuan kulit berwarna paling sering menjadi target. Dengan perempuan kulit hitam 84 persen lebih mungkin ketimbang perempuan kulit putih untuk disebut dalam twit kasar atau bermasalah,” demikian tulis Independent.

Dorsey tak menampik fakta-fakta yang berseliweran di Twitter. Ia juga merasa gagal untuk melindungi penggunanya dari penyalahgunaan seperti itu. Pada Februari lalu, Dorsey juga CEO Twitter mengatakan dalam wawancara kepada Recode, “Kami telah membuat kemajuan, tapi telah tersebar dan tidak merasa cukup,” kata dia.

“Mengubah pengalaman belum cukup berarti. Dan, kami telah menempatkan sebagian besar beban pada korban pelecehan (itu adalah kegagalan besar),” kata dia.

Twitter telah berkembang seperti halnya platform media sosial lainnya yang menjadi bagian integral dari kehidupan kita.

Meskipun berubah menjadi wadah berita atau informasi apa pun baik yang benar maupun hoaks, Twitter masih menjadi tempat orang-orang berbagi pikiran, tidak peduli seberapa penting atau tak bermutu isinya.

Selamat berkicau di hari ultah “Si Burung Biru”.....