
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Xendit, perusahaan payment gateway dan teknologi keuangan Indonesia, membeberkan temuan tren pembayaran digital selama 2021.
Selama periode setahun (November 2020-November 2021), Xendit telah memproses lebih dari 150 juta transaksi pembayaran digital, baik di Indonesia maupun Filipina.
“Nilai total volume transaksi pun mengalami peningkatan, menjadi lebih dari US$12 miliar pada 2021,” kata Xendit dalam pernyataan pers, Selasa (8 Maret 2022) tentang laporan bertajuk “Tren Pembayaran Digital Indonesia 2022”.
Transaksi tersebut berasal dari 3.000 gerai aktif, terdiri dari 90 persen UKM dan 10 persen perusahaan.
Menurut Xendit, selama tahun lalu metode pembayaran yang paling banyak digunakan di Indonesia, antara lain dompet digital (e-wallet) (lebih dari 40 persen), virtual account (lebih dari 40 persen), kartu kredit dan QR Code (masing-masing lebih dari 5 persen).
“Pemakaian e-wallet mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun, terutama selama pandemi, dengan total pertumbuhannya mencapai lebih dari 300 persen dari awal 2021,” kata perusahaan.
Jumlah pengguna dompet digital juga meningkat 2,4 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, penggunaan QR Code juga mengalami kenaikan hingga tujuh kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Akselerasi ini didorong oleh regulasi pemerintah yang menetapkan Quick Response Indonesian Standard (QRIS), sehingga semua pembayaran digital dapat difasilitasi hanya dengan satu kode yang sama, kata Xendit.
Berdasarkan data Xendit, rata-rata nilai transaksi untuk setiap metode pembayaran sangat bervariasi. Penggunaan virtual account menempati angka tertinggi (rata-rata Rp2.300.000) dan dompet digital menempati angka terkecil (rata-rata Rp70.000).
“Hal ini mengindikasikan bahwa e-wallet banyak digunakan untuk pembayaran bernilai kecil, serupa dengan QR Code yang mencatatkan nominal transaksi rata-rata Rp250.000,” kata Xendit.
Untuk pembelian bernominal besar, pembeli Indonesia lebih banyak mengandalkan virtual account, sedangkan mereka yang memanfaatkan outlet ritel (rata-rata Rp1.200.000) dan kartu kredit (rata-rata Rp800.000).
Sementara itu, dalam laporan juga disebutkan, bahwa sektor yang memiliki peningkatan transaksi terbanyak selama 2021 berasal dari tiga industri, yaitu produk digital dengan peningkatan lebih dari 400 persen, industri jasa (lebih dari 300 persen), dan jasa keuangan (lebih dari 150 persen).[]
Share: