IND | ENG
Partai Rusia Bersatu Dihajar Serangan DDoS, Trafik Capai 1 GB dari 260.000 IP

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya sebagai Ketua Partai Rusia Bersatu periode 2008-2012. Kini posisi ketua partai dijabat oleh Dmitry Medvedev yang mendukung Putin berkuasa.| Foto: ria.ru

Partai Rusia Bersatu Dihajar Serangan DDoS, Trafik Capai 1 GB dari 260.000 IP
Andi Nugroho Diposting : Senin, 28 Februari 2022 - 10:20 WIB

Cyberthreat.id – Situsweb Partai Rusia Bersatu (United Russia) mengalami serangan siber berupa banjir trafik palsu alias distributed denial of service (DDoS).

“Serangan terhadap situsweb partai ER.RU mencapai puncaknya 1 GB, itu tercatat berasal dari 260.000 alamat protokol internet (IP). Mayoritas mereka berasal dari Ukraina, Polandia, dan Lithuania,” kata Layanan Pers Partai dalam sebuah laporan yang diterbitkan di saluran Telegram resmi partai, Minggu (27 Februari 2022) dikutip dari kantor media independen Rusia, Interfax.

Menurut laporan itu, ada juga serangan terhadap infrastruktur online partai yang tidak terkait dengan situsweb, yaitu di jaringan BGP yang menghubungkan ekosistem digital partai dengan internet.

"Itu bisa mengindikasikan persiapan untuk serangan baru," kata laporan itu.

Menjelang invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu, serangan siber berupa DDoS dialami oleh situsweb perbankan dan lembaga pemerintah Ukraina.

Pemerintah Ukraina menuding bahwa peretas di balik serangan itu ialah Rusia. Inggris dan Amerika Serikat juga ikut-ikutan menuding bahwa aktor serangan adalah militer Rusia. Namun, Rusia membantah tudingan tak berdasar itu.

Pada Rabu pekan lalu, sehari sebelum invasi terjadi, perusahaan keamanan siber Slovakia, ESET, menemukan penyebaran malware penghapus data yang telah menginfeksi ratusan mesin komputer di Ukraina.

Meski tidak diakui oleh Rusia bahwa telah terjadi serangan siber ke Ukraina, insiden siber yang terjadi menggambarkan bahwa “perang siber” telah terjadi lebih dulu dibandingkan perang fisik.

Bahkan, pemerintah Ukraina secara terang-terang memanggil para hacker bawah tanah untuk membantu melindungi infrastruktur kritis negara tersebut.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov juga telah mengumumkan sedang membentuk “pasukan TI” untuk menjadi tentara yang berjuan di front siber.

Sekadar diketahui, serangan DDoS ialah membanjiri server situsweb yang ditargetkan dengan trafik bervolume besar secara terus-menerus sehingga server tak dapat menampung permintaan. Walhasil, situsweb tak bisa diakses karena server lumpuh.

Serangan DDoS biasanya melibatkan lebih dari satu mesin penyerang. Peretas biasanya menggunakan komputer yang telah terinfeksi di beberapa lokasi yang dijadikan sebagai botnet. Serangan ini menggunakan IP komputer yang terinfeksi sehingga bisa saja serangan ke sebuah negara A, berasal dari negara B, padaha peretas berasal dari A.

Operator botnet bahkan dapat menyewakannya kepada aktor jahat lainnya untuk memicu serangan DDoS yang menghancurkan.[]

#ddos   #serangansiber   #rusia   #ukraina   #partairusiabersatu   #vladimirputin

Share:




BACA JUGA
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Serangan DDoS pada Industri environmental services  Melonjak pada 2023, Termasuk Indonesia
Serangan siber di Rumah Sakit Ganggu Pencatatan Rekam Medis dan Layanan UGD
Mengungkap Taktik Kerajaan Ransomware Matveev
Konni Gunakan Dokumen Microsoft Word Berbahasa Rusia untuk Kirim Malware