
Android | Foto: Unsplash
Android | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Google memperluas program untuk membatasi pelacakan data di peramban web, Google Chrome ke perangkat Android.
Program yang diberi nama “Privacy Sandbox Project” itu bertujuan membatasi jumlah data pengguna yang dapat dikumpulkan oleh pengiklan dari penelusuran dan penggunaan aplikasi.
“Mulai hari ini (16 Februari), pengembang dapat meninjau proposal desain awal kami dan berbagi umpan balik (feedback) di situsweb pengembang Android,” tulis Anthony Chavez, Vice President of Product Management, Android Security & Privacy di Google di blog perusahaan, diakses Senin (21 Februari 2022).
Selanjutnya, Google berencana untuk merilis pratinjau pengembang sepanjang tahun dengan versi beta yang tersedia di akhir tahun.
Google mengatakan tak ingin menerapkan program itu terlalu cepat karena khawatir dapat merusak eksositem pengembang aplikasi.
“Saat ini lebih dari 90 persen di Google Play ialah gratis,” kata Chavez.
Menurut dia, iklan digital memiliki peran kunci dalam penyediaan akses ke aplikasi tersebut. Namun, untuk memastikan eksosistem aplikasi yang sehat—menguntungkan pengguna, pengembang, dan bisnis—industri harus terus mengembangkan cara kerja periklanan digital untuk meningkatkan privasi pengguna, katanya.
Secara khusus, Privacy Sandbox akan membatasi pembagian data pengguna dengan pihak ketiga dan beroperasi tanpa pengenal lintas aplikasi, termasuk ID iklan.
“Kami juga mengeksplorasi teknologi yang mengurangi potensi pengumpulan data rahasia, termasuk cara yang lebih aman bagi aplikasi untuk berintegrasi dengan SDK iklan,” katanya.
Privacy Sandbox di Android dibangun untuk menyediakan jalur yang jelas ke depan “untuk meningkatkan privasi pengguna tanpa membahayakan akses ke konten dan layanan gratis,” Chavez menegaskan.[]
Share: