IND | ENG
Mengejar DeepNude yang Didapat Malah Qulab

Mengejar DeepNude yang Didapat Malah Qulab
Zuhri Mahrus Diposting : Minggu, 14 Juli 2019 - 15:25 WIB

Estonia, Cyberthreat.id - Aplikasi DeepNude sudah ditutup developernya pada 28 Juni namun setelah hari itu pula perburuan DeepNude dimulai. Penjahat siber segera memanfaatkan tren ini. Mereka menanam malware di aplikasi palsu dan membuat banyak umpan di internet berupa link versi premium bajakan untuk Windows, Android, dan iOS.

DeepNude membuat heboh setelah vice.com menurunkan tulisan soal itu pada 27 Juni 2019. Tulisan itu mengkritik aplikasi yang bisa mengubah foto perempuan berpakaian lengkap menjadi telanjang itu. Pada versi yang gratis, ada watermark bertulisan "FAKE" di tengah  foto telanjang hasil kerja aplikasi tersebut. Pada versi premium berharga $50, watermark "FAKE" berukuran lebih kecil berada di atas kiri foto dan gampang dihapus dengan image editor seperti Photoshop. Kritikan tersebut justru membuat DeepNude menjadi pembicaraan dan diburu banyak orang. 

Developernya mengakui kewalahan melayani pengguna yang mencapai 500.000 orang. Setelah sempat berjualan selama beberapa bulan, akibat kontroversi serta kritik yang meluas, developer DeepNude resmi menghentikan penjualan aplikasi tersebut pada 28 Juni. "Kemungkinan aplikasi ini disalahgunakan terlalu tinggi. Kami tidak ingin mendapatkan uang dengan cara begini," begitu cuit @deepnudeapp di Twitter.

Toh, aplikasi ini tetap diburu. Google Trend mencatat pencarian terbanyak berasal dari China, Hong Kong, dan Singapura. Dari Indonesia? Yang terbanyak berasal dari Kepulauan Riau, Bali, dan Kalimantan Selatan.

Coba cari "DeepNude" di  YouTube, hasilnya akan sangat banyak penawaran "DeepNude Premium Cracked". Video-video pendek mendemonstrasikan cara kerja DeepNude dan link untuk mendownload aplikasi tersebut.

Pada 10 Juli lalu, seorang periset keamanan siber bernama maya Frost (twitter.com/x42x5a) menemukan bahwa malware bernama Qulab berada di balik aplikasi DeepNude yang saat ini tersebar. Malware ini bisa mencuri informasi dari sistem operasi dan clipboard. Dan menurut analisis fumik0.com, Qulab berfokus kepada pencurian data dari browser, kredensial FTP, wallet, log Telegram dan Discord (jejaring sosial), dan data Steam (platform gim untuk desktop).

Kecerdasan buatan seperti DeepNude ini memang sedang tren. DeepNude menggunakan machine learning untuk mempelajari badan perempuan melalui ribuan foto perempuan telanjang yang disuplai developer. Jadi, ketika mendapat foto perempuan, aplikasi tersebut bisa menghilangkan pakaian dan memberikan warna kulit dan lekukan tubuh yang pas sehingga seperti asli. (developernya mengatakan AI aplikasi tersebut belum "diajari" menelanjangi pria).

Yang juga populer adalah DeepFake, teknik mengubah wajah seseorang dalam video. Salah satu korbannya adalah Gal Gadot, pemeran film Wonder Woman. Sebuah video porno diubah dengan menempelkan wajah Gal Gadot pada wajah pemerannya. Kelihatan seperti asli kecuali jika di-zoom akan kelihatan bagian wajah yang kurang pas.


DeepFake: wajah pemeran video porno diganti dengan wajah Gal Gadot, si Wonder Woman.

 

#deepnude   #qulab   #malware   #ai   #aplikasi

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Malware Manfaatkan Plugin WordPress Popup Builder untuk Menginfeksi 3.900+ Situs
CHAVECLOAK, Trojan Perbankan Terbaru
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif