
Ilustrasi Google Ads
Ilustrasi Google Ads
Cyberthreat.id - Para pengelola media massa di Eropa yang berhimpun dalam wadah Dewan Penerbit Eropa kompak melawan dominasi Google di industri periklanan. Hari ini, Jumat, para bos media itu melaporkan Google ke Komisi Eropa karena dinilai telah memanfaatkan teknologinya untuk memonopoli pendapatan iklan.
Laporan Reuters menyebutkan Google Alphabet Inc menghasilkan pendapatan US$ 147 miliar dari iklan online pada tahun 2020, lebih banyak daripada perusahaan lain mana pun di dunia, dengan iklan termasuk pencarian, YouTube, dan Gmail menyumbang sebagian besar dari keseluruhan penjualan dan keuntungannya.
Sekitar 16% pendapatannya berasal dari bisnis tampilan atau jaringan perusahaan, di mana perusahaan media lain menggunakan teknologi Google untuk menjual iklan di situs web dan aplikasi mereka.
Komisi Eropa membuka penyelidikan pada bulan Juni tentang apakah Google lebih menyukai layanan teknologi iklan tampilan online sendiri sehingga merugikan saingan, pengiklan, dan penerbit online.
Wadah para penerbit media massa, yang anggotanya termasuk Axel Springer, News UK, Conde Nast, Bonnier News dan Editorial Prensa Iberica, dalam keluhannya ke Komisi Eropa, menuduh Google memiliki cengkeraman adtech atas penerbit pers.
"Sudah saatnya bagi Komisi Eropa untuk menerapkan tindakan pada Google yang benar-benar mengubah, bukan hanya menantang, perilakunya," kata Ketua Dewan Penerbit Eropa Christian Van Thillo dalam sebuah pernyataan.
"Google telah mencapai kontrol ujung ke ujung dari rantai nilai teknologi iklan, membanggakan pangsa pasar setinggi 90-100% di segmen rantai teknologi iklan," katanya.
Ketua lembaga antimonopoli Uni Eropa Margrethe Vestager yang telah mendenda Google lebih dari 8 miliar euro (US$9,2 miliar) dalam beberapa tahun terakhir karena praktik anti-persaingan dalam tiga kasus, tahun lalu meluncurkan penyelidikan terhadap bisnis periklanan digital Google.
Google mengatakan penerbit mendapat manfaat dari layanan adtech-nya.
"Ketika penerbit memilih untuk menggunakan layanan periklanan kami, mereka mempertahankan sebagian besar pendapatan dan setiap tahun kami membayar miliaran dolar langsung ke mitra penerbit di jaringan iklan kami," kata juru bicara Google.
Dominasi Google di industri periklanan, juga dirasakan para penerbit media online di banyak negara lain. Meskipun perusahaan-perusahaan media dapat bekerja sama dengan Google untuk mendapat porsi tampilan iklan, namun persentase bagi hasilnya dinilai lebih menguntungkan Google.[]
Share: