
Facebook | Foto: pctablet.com
Facebook | Foto: pctablet.com
Cyberthreat.id – Ancaman Meta Platform Inc untuk hengkang dari pasar Eropa dijawab lugas dan santai oleh pejabat tinggi Jerman dan Prancis.
“Setelah diretas, saya hidup tanpa Facebook dan Twitter selama empa tahun dan hidup lebih fantastis,” kata Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, kepada wartawan.
Habeck dan Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maiere bertemu dalam sebuah acara di Paris, Senin (7 Februari 2022).
Komentar tersebut juga ditimpali oleh Le Maire. Dia mengaku hidupnya lebih baik tanpa Facebook. “Kami akan hidup dengan sangat baik tanpa Facebook,” ujarnya.
“Raksasa digital harus memahami bahwa Eropa akan menolak dan menegaskan kedaulatannya,” ia menambahkan.
Sebelumnya, Meta dalam laporan tahunannya yang diterbitkan Kamis pekan lalu, mengatakan bahwa jika perusahaan dilarang untuk mentrasfer data pengguna dari Eropa ke Amerika Serikat, “Kami kemungkinan tidak akan dapat menawarkan sejumlah produk dan layanan kami yang paling signifikan, seperti Facebook dan Instagram, di Eropa,” tutur Meta dalam laporan tahunannya kepada regulator AS.
Perusahaan-perusahaan internet semacam Meta sangat bergantung pada transfer data internasional—alasannya untuk menyimpan dan memproses data di pusat data di AS.
Namun, Eropa memiliki undang-undang perlindungan data pribadi paling ketat di dunia. Terlebih, pengadilan tinggi Eropa menyatakan perjanjian transfer data antara Uni Eropa dan AS tidak sah pada Juli 2020. Inilah yang menimbulkan masalah bagi sebagian perusahaan internet AS. (Baca: Meta Ancam Tutup Layanan Facebook dan Instagram di Eropa)
Menurut Habeck, Uni Eropa adalah pasar yang begitu besar dengan begitu banyak kekuatan ekonomi sehingga jika anggota UE bersatu, “Kita tidak akan terintimidasi oleh sesuatu seperti ini," kata Habeck.
Sementara itu, Le Maire menambahkan bahwa sejumlah langkah telah ditempuh pemerintah Eropa untuk melawan raksasa teknologi, di antaranya melalui aturan privasi, perpajakan, dan memblokir pengembangan mata uang digital—sebelumnya Facebook berencana merilis Diem. (Baca: Akhir Riwayat Diem, Uang Digital Impian Mark Zuckerberg)
Klarifikasi Meta
Merespons tanggapan kedua menteri, Meta pun berupaya meluruskan terkait pernyataan di laporan tahunan tersebut. Menurut juru bicara Meta, perusahaan sama sekali tidak ingin dan tidak ada rencana untuk menarik diri dari Eropa.
“Tapi, kenyataan sederhananya ialah Meta, dan banyak bisnis, organisasi, dan layanan lain, bergantung pada transfer data antara UE dan AS untuk mengoperasikan layanan global,” kata juru bicara itu, dikutip dari CNET, diakses Rabu (9 Februari).
Sementara, dalam unggahan di blog perusahaan, VP Public Policy Meta untuk Eropa, Markus Reinisch, mengatakan, tidak ada tindakan mengancam untuk pergi dari Eropa.
“Pelaporan apa pun yang menyiratkan bahwa kami melakukannya sama sekali tidak benar. Sama seperti perusahaan UE dan AS lain, kami mengidentifikasi risiko bisnis dari ketidakpastikan terkait transfer data internasional,” kata Reinisch, dikutip dari ZDNet.
"Kami ingin melihat hak-hak dasar pengguna UE dilindungi, dan kami ingin internet terus beroperasi secara semestinya: tanpa gesekan, sesuai dengan hukum yang berlaku, tetapi tidak dibatasi oleh batas-batas negara."
Pada hari yang sama, Dewan Pengawas Meta menyarankan jejaring sosial untuk mengubah kebijakannya mengenai aksesibilitas alamat seseorang, bahkan jika itu dianggap "tersedia untuk umum".
Dirinci dalam rencana 17 poin, Dewan Pengawas mengatakan pengecualian "tersedia untuk umum" harus dihapus. Ini karena memungkinkan alamat seseorang untuk dipublikasikan melalui liputan berita, pengajuan pengadilan, siaran pers, atau sumber lainnya. Rekomendasi tersebut dibuat karena kekhawatiran terhadap bahaya doxing.
“Karena potensi bahaya sangat spesifik konteksnya, sulit untuk mengembangkan indikator objektif dan universal yang akan memungkinkan peninjau konten untuk membedakan pembagian konten yang akan berbahaya dari pembagian yang tidak. Itulah sebabnya Dewan percaya bahwa Kebijakan Pelanggaran Privasi harus lebih melindungi privasi," kata Dewan Pengawas.
Meta tidak diharuskan untuk mengimplementasikan rekomendasi, tetapi harus menanggapi rencana tersebut dalam 60 hari ke depan.[]
Share: