
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Purwokerto, Cyberthreat.id – Apa kabar koperasi Indonesia? Banyak koperasi di daerah-daerah mati suri, bahkan bangkrut karena banyak persoalan.
Padahal, koperasi pernah disebut-sebut sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Kini di era milenial, koperasi juga diharapkan bisa beradaptasi dengan teknologi, terlebih dengan layanan teknologi finansial (fintech) dan digital banking.
Mengikuti tren tersebut, kini hadir aplikasi layanan koperasi bernama coopRASI yang dibuat oleh PT Sistem Digital Transaksi Indonesia (PT SDTI).
"Pesatnya perkembangan teknologi membuat koperasi harus adaptif dan dinamis dalam merespons berbagai tren serta perkembangan terbaru di tengah masyarakat," kata CEO PT SDTI Subhan Novianda di peringatan Hari Koperasi Nasional 2019 di Purwokerto, Jawa Tengah, 12 Juli lalu, seperti dikutip dari Antaranews.com.
Menurut dia, koperasi mesti segera mengadopsi teknologi informasi baik untuk manajemen maupun pelayanan anggota. "Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, digitalisasi koperasi adalah tuntutan agar koperasi terus berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan anggota," kata dia.
PT SDTI sebagai salah satu perusahaan inovasi yang dikembangkan PT Multi Inti Digital Bisnis (MDB) hadir untuk memberikan solusi mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada dunia koperasi di Indonesia.
Menurut dia, banyak koperasi yang berkembang dan memiliki potensi untuk maju, namun belum ditunjang oleh teknologi yang andal untuk memudahkan pengelola dan anggota dalam melakukan pencatatan segala jenis transaksi yang terjadi.
"Apalagi saat ini masih sedikitnya koperasi yang mampu memberikan kemudahan fasilitas bagi para anggotanya dalam mengelola akun simpanan dan pinjaman yang dimiliki untuk melakukan transaksi atas simpanan atau pinjaman mereka," katanya.
Ia mengatakan saat ini masih banyak koperasi yang masih menggunakan teknologi tradisional untuk menunjang transaksi finansial dengan para anggotanya karena keterbatasan koperasi untuk pengadaan sebuah sistem yang andal dan efektif.
Subhan mengatakan pada tahap awal pendirian koperasi, umumnya jumlah anggota dan transaksi pembukuan masih sedikit dan pengelolaan pembukuan koperasi masih sederhana.
"Dengan aplikasi coopRASI, permasalahan seperti ini tidak akan terjadi karena semua alur pembukuan akan terintegrasi dengan baik ," katanya. Aplikasi coopRASI memiliki beragam fitur misalnya simpanan, pinjaman, dan melihat sisa hasil usaha melalui smartphone.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho mengatakan, di tengah arus industri digital koperasi harus bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar serta anggotanya.
“Pengintegrasian ekonomi digital dengan koperasi sudah sangat mendesak dan persaingannya tidak bisa ditunda,” kata dia seperti dikutip dari Antaranews.com. Menurut dia, koperasi bisa melakukan kerja sama dengan fintech sehingga layanan digital ini bisa masuk ke daerah-daerah.
Selain itu, koperasi juga bisa kerja sama dengan pelaku e-commerce sehingga petani, misalnya, bisa memasukkan hasil produksinya ke koperasi yang bekerja sama dengan marketplace.
Share: