
Ilustrasi | Foto: Unsplash
Ilustrasi | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Apple mengecam dan menolak rancangan undang-undang antimonopoli yang sedang dibahas oleh Kongres Amerika Serikat.
Menurut perusahaan, dalam suratnya yang dikirimkan kepada Ketua Kehakiman Senat Dick Durbin, RUU bisa memaksa perusahaan untuk membiarkan konsumen menginstal aplikasi dari luar App Store alias sideloading.
Produsen iPhone itu menyebutkan bahwa RUU akan membahayakan keamanan dan privasi pengguna.
“Kami sangat prihatin bahwa undang-undang tersebut, kecuali diubah, akan memudahkan platform media sosial besar menghindari praktik pro-konsumen di App Store Apple,” ujar Kepala Urusan Pemerintah untuk Apple AS, Tim Powderly dalam suratnya, dikutip dari Bloomberg News, diakses Kamis (3 Februari 2022).
RUU memang memungkinkan ada pemaksaan “sideloading”, proses menginstal aplikasi dari situsweb atau toko aplikasi alternatif. Perubahan mekanisme instal ini bisa berpengaruh pada komisi yang didapat Apple. Selama ini Apple mendapatkan komisi dari pengembang sebesar 15-30 persen.
"Sideloading akan memungkinkan aktor jahat untuk menghindari perlindungan privasi dan keamanan Apple dengan mendistribusikan aplikasi tanpa pemeriksaan privasi dan keamanan yang kritis," katanya.
"Ketentuan ini juga akan memungkinkan malware, penipuan dan eksploitasi data,” ia menambahkan.
Selama ini, Apple selalu konsisten melawan undang-undang apa pun yang akan memungkinkan aplikasi diunduh di luar App Store. Perusahaan mengatakan bahwa kontrol ketat atas aplikasi di iPhone memberikan kepercayaan bagi konsumen.
Orang-orang yang menggunakan iPhone tahu bahwa mereka tidak perlu khawatir mengunduh aplikasi yang telah mlalui proses peninjauan ekstensif dari tim App Store Apple, tulis iMore.[]
Share: