IND | ENG
Rusia Terbanyak Meminta Hapus Konten kepada Google

Google | Foto: Pexels

Rusia Terbanyak Meminta Hapus Konten kepada Google
Andi Nugroho Diposting : Rabu, 02 Februari 2022 - 13:06 WIB

Cyberthreat.id – Google menjadi perusahaan yang menyimpan segala macam konten di internet, dari yang tepercaya hingga paling menyesatkan.

Jika tidak ada kontrol dan permintaan penghapusan konten, mesin pencari Google menyuguhkan aneka informasi yang tidak baik untuk peradaban masa depan.

Terlebih, Google menjadi mesin pencari nomor satu di dunia dengan pangsa pasar di atas 90 persen. Belum lagi produk turunannya terinstal di ponsel Android yang dipakai oleh pengguna di seluruh dunia.

Dengan kondisi seperti itu tidak mengherankan Google selalu mendapatkan sorotan pemerintah.

Belum lama ini, Surfshark, perusahaan layanan jaringan pribadi virtual (VPN) asal Belanda, menganalisis terkait negara-negara mana saja yang meminta penghapusan konten kepada Google.

Analisis tersebut berdasarkan Transparency Report yang dikeluarkan Google. Sejak 2009, raksasa teknologi AS itu secara rutin mengumumkan jumlah permintaan penghapusan konten yang berasal dari pemerintah sebuah negara.

Menurut Surfshark, permintaan penghapusan secara global melonjak pada 2016 dan telah meningkat hampir setiap tahun terutama terkait permintaan keamanan nasional dan hak cipta.

Terdapat 15 kategori yang menjadi permintaan penghapusan konten, antar lain keamanan dan privasi, hak cipta, pencemara nama baik (defamation), intimidasi/pelecehan, ketelanjangan/kecabulan, keamanan nasional, penipuan, serangan religius, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, kritik pemerintah, merek dagang, ujaran kebencian, konten dewasa, dan lain-lain.

“Rusia menjadi negara paling banyak selama dekade terakhir yang meminta penghapusan kontan,” tulis Surfshark di blog perusahaan, diakses Rabu (2 Februari 2022).

“Jumlah tersebut hampir 10 kali lebih banyak dari Turki yang berada di posisi kedua.”

Tiga besar kategori yang diminta oleh Rusia terkait keamanan nasional (33,66 persen), hak cipta (35,74 persen), narkoba (8,05 persen).

Pada 2020, Amerika Serikat membuat jumlah permintaan penghapusan terendah (596 konten) kepada Google sejak 2012.  Sementara, Korea Selatan membuat jumlah permintaan tertinggi kedua pada 2020.

‎Setelah Rusia, India, dan Turki adalah negara-negara yang membuat permintaan paling banyak dari waktu ke waktu. Namun, keduanya masih kalah oleh Korea Selatan pada 2020.

Penghapusan konten dapat diminta untuk Google Documents, Google Play, Gmail, Maps, Foto, Iklan, dan YouTube. Namun, salah satu produknya, YouTube, mendominasi permintaan penghapusan.

YouTube menerima lebih banyak permintaan penghapusan daripada Google Search. YouTube berada di puncak daftar permintaan penghapusan pada 2020 dengan 19.775 kali, sedangkan permintaan terhadap Web Search 19.198 kali.

Sementara, jika ditotal antara 2011-2020, jumlah permintaan hapus konten YouTube mencapai 101.015 kali. Bahkan, ada 37 permintaan penghapusan konten di Google Maps.

Meskipun China hanya mengeluarkan 1.252 permintaan penghapusan selama sepuluh tahun terakhir, lebih dari tiga dari empat permintaan (76,04 persen) terkait kekerasan sebagai alasan utama permintaan penghapusan.

Google bukan satu-satunya perusahaan yang menerima permintaan penghapusan. Perusahaan lain seperti Twitter juga menghasilkan laporan transparansi serupa. Dan, Google, meski mendominasi pencarian dan penayangan video, tidak mengontrol semua konten, menurut Transperancy Repor, tulis ZDNet.

Laporan tersebut menjelaskan salah satu alasan tidak menghapus konten adalah "konten telah dihapus oleh pemilik konten". Terkadang, Google juga menerima permintaan untuk menghapus konten dari internet.[]

#google   #hapuskonten   #transperancyreport

Share:




BACA JUGA
Google Mulai Blokir Sideloading Aplikasi Android yang Berpotensi Berbahaya di Singapura
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode
Malware Menggunakan Eksploitasi MultiLogin Google untuk Pertahankan Akses Meski Kata Sandi Direset
Google Cloud Mengatasi Kelemahan Eskalasi Hak Istimewa yang Berdampak pada Layanan Kubernetes
Penting: Kerentanan Zero-Day Chrome Terbaru yang Dieksploitasi di Alam Liar – Upadate-ASAP