
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Pemerintah Finlandia mengatakan telepon beberapa diplomat asingnya tahun lalu diretas menggunakan spyware Pegasus yang dikembangkan oleh vendor pengawasan Israel, NSO Group.
Kementerian Luar Negeri Finlandia mengatakan peretasan itu ditemukan pada musim gugur dan musim dingin 2021–2022 dan bahwa kampanye spionase tidak lagi aktif.
Para pejabat mengatakan bahwa ponsel Android dan iPhone terinfeksi tetapi perangkat tersebut hanya menyimpan informasi yang diklasifikasikan pada "level 4", yang menurut mereka adalah informasi rahasia tingkat terendah.
“Namun, perlu dicatat bahwa bahkan jika informasi tidak diklasifikasikan secara langsung, informasi itu sendiri dan sumbernya dapat tunduk pada kerahasiaan diplomatik,” kata Kementerian Luar Negeri Finlandia dalam siaran pers, Jumat, 28 Januari 2022.
Dalam konferensi pers, seperti dilansir The Record, para pejabat mengatakan mereka masih menyelidiki peretasan untuk menentukan siapa yang berada di balik upaya spionase.
Sejak meluncurkan platform pengawasan Pegasus pada pertengahan 2010, NSO Group telah menjual akses ke puluhan pemerintah di seluruh dunia. NSO mengatakan alat yang dikembangkannya untuk melawan kejahatan dan terorisme.
Namun, Pegasus berulang kali ditemukan menginfeksi perangkat aktivis hak asasi manusia, tokoh oposisi, dan jurnalis di negara-negara dengan rezim yang menindas.
Laporan terbaru New York Times yang dipublikasikan pada 28 Januari lalu menyebut FBI di Amerika Serikat juga pernah membeli lisensinya. Lebih jauh, New York Times menyorot spyware Pegasus digunakan oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu dalam beberapa tahun terakhir sebagai "senjata diplomatik" untuk normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab. Uni Emirat Arab dan Arab Saudi,misalnya, disebut-sebut sebagai pengguna Pegasus.
Selain itu, pengungkapan Finlandia juga datang setelah laporan serupa tentang Pegasus yang digunakan pada perangkat di negara-negara Eropa lainnya, seperti Hungaria dan Polandia, menunjukkan bahwa perusahaan Israel memiliki klien yang jauh lebih besar di negara-negara demokratis juga.
Menanggapi pernyataan pemerintah Finlandia, NSO Group mengatakan,"NSO Group tidak mengetahui faktanya, tetapi dapat memastikan bahwa kami akan membantu penyelidikan apa pun tentang masalah ini untuk menentukan apakah terjadi penyalahgunaan produk kami. Jika dan ketika penyalahgunaan oleh salah satu pelanggan kami ditemukan, kami akan mengambil tindakan segera, termasuk mengakhiri sistem dan kontrak pelanggan."[]
Share: