
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, mengatakan, pengguna internet di Indonesia mengalami kesenjangan kecakapan digital.
“Masih terdapat pengguna yang sudah terliterasi digital dan ada pengguna yang tidak terliterasi digital, artinya tidak semua yang menggunakan internet sudah cakap digital,” kata Dedy dalam peluncuran survei Literasi Digital Indonesia 2021, Kamis (20 Januari 2022).
Secara mendasar kecakapan digital ialah kemampuan memahami dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak, cermat, dan cerdas.
Berdasarkan data Kemkominfo hingga Januari 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 223,5 juta atau setara dengan 76,8 persen dari total populasi di Indonesia. Namun, dari jumlah itu hanya sebagian masyarakat Indonesia yang memiliki kecakapan digital.
Bahkan, berdasarkan data World Economic Forum, masyarakat Indonesia dengan lower income economist baru 32 persen yang memiliki kecakapan digital. Sementara, di level higher income economist sekitar 62 persen masyarakat yang memiliki kecakapan digital.
“Kalau tadinya kita hanya memahami digital divide sebagai perbedaan antara orang yang bisa mengakses internet dan orang yang tidak bisa mengakses internet, sekarang kita punya kesenjangan yang lain, yakni orang yang sama-sama punya internet, tetapi punya kecakapan digital dan tidak punya kecakapan digital,” kata Dedy.
Padahal, kecakapan digital sangat penting dimiliki oleh masyarakat Indonesia agar seluruh masyarakat bisa menggunakan internet untuk meningkatkan pendapatan ekonominya selama masa pandemi covid-19. Terlebih, sektor informasi dan komunikasi yang merupakan basis dari ekosistem digital tetap masih bertahan dengan pertumbuhan positif sepanjang 4 kuartal di 2020 dan 3 kuartal di tahun 2021.
“Artinya, ada optimisme peluang meskipun pandemi Covid-19 membawa kontraksi ekonomi, tetapi sektor digital tetap bisa di berdayakan untuk pemulihan ekonomi masyarakat,” ujar dia.
Untuk itu, Dedy mendorong agar semua pihak untuk terus menggiatkan literasi digital ke masyarakat. Hal ini harus dilakukan untuk memastikan agar orang yang memakai internet bisa menggunakannya untuk tujuan yang positif dan produktif.
Metaverse
Selain itu, literasi digital juga menjadi sangat penting karena saat ini teknologi semakin berkembang dan memunculkan berbagai teknologi baru di masyarakat, salah satunya metaverse (dunia virtual). Kehadiran metaverse ini akan menjadi satu isu yang menantang untuk literasi digital di Indonesia.
Ketika metaverse mulai digunakan, kata dia, masyarakat akan menemui beberapa hal baru seperti virtual reality, NFT, platform jual beli aset digital, serta blockchain yang digunakan untuk transaksi. Hal-hal itulah yang menjadi tantangan baru kecakapan digital masyarakat Indonesia, dan perlu dilakukan peningkatan literasi digital agar masyrakat dapat memahami serta menggunakan teknologi tersebut sesuai dengan tujuannya.
“Kita belum selesai dengan upaya untuk menanggulangi konten negatif di ruang digital, sekarang sudah muncul metaverse. Tentu ini perlu dimasukkan dalam literasi digital agar bisa digunakan dengan baik oleh masyarakat” kata Dedy.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: