IND | ENG
Jaringan 5G Indonesia Aman untuk Sistem Penerbangan

Ilustrasi | Foto: Unsplash

Jaringan 5G Indonesia Aman untuk Sistem Penerbangan
Bagas Tri Atmaja Diposting : Rabu, 19 Januari 2022 - 18:51 WIB

Cyberthreat.id – Indonesia tidak ada rencana menggunakan pita frekuensi di atas 3,7 GHz untuk implementasi layanan 5G secara komersial.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, penggunaan pita frekuensi antara 3,7 GHz hingga 4,2 GHz hanya untuk keperluan komunikasi satelit, bukan untuk layanan 5G.

“Untuk 5G akan memanfatakan pita frekuensi lebih rendah yaitu 3,5 GHz yang berada pada rentang 3,4 GHz hingga 3,6 Ghz,” ujar Johnny dalam jumpa pers secara virtual di Jakarta, Rabu (19 Januari 2022).

Dengan pengaturan tersebut, kata dia, frekuensi 5G di Indonesia masih relatif aman terhadap sistem penerbangan pesawat udara. Terlebih, tersedianya guard band selebar 600 MHz yang membentang dari mulai frekuensi 3,6 GHz hingga 4,2 GHz, guna membentengi radio altimeter dari sinyal jaringan 5G.

Guard band sebesar itu hampir tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang disediakan di Amerika Serikat,” ujarnya.

Pernyataan Menkominfo tersebut merespons pembatasan sementara layanan 5G di Amerika Serikat per 18 Januari, khususnya di sekitar bandara. Ini lantaran pita frekuensi yang dipakai di AS dikhawatirkan mengganggu sistem radio altimeter.

Dalam kesempatan itu, Menkominfo juga menjelaskan terkait potensi interferensi antara 5G dengan radio altimeter telah dan sedang dikaji oleh Kementerian Kominfo dengan melibatkan para akademisi serta bekerja dengan Kementerian Perhubungan.

Pita frekuensi 3,7GHz

Johnny mengatakan, layanan 5G di AS menggunakan pita frekuensi 3,7 GHz, tepatnya pada rentang 3,7 GHz hingga 3,98 GHz.

“Sistem yang dikahwatirkan terganggu, yaitu sistem radio altimeter yang bekerja di pita frekuensi antara 4,2 GHz hingga 4,4 GHz,” ujar Menkominfo.

Sistem radio altimeter merupakan sistem keselamatan utama dan penting dalam pengoperasian pesawat udara, guna menentukan ketinggian posisi pesawat udara terbang di atas tanah.

“Informasi yang dimanfaatkan dari radio altimeter itu sangat penting dalam mendukung operasi penerbangan terkait keselamatan penerbangan dan fungsi navigasi pada semua pesawat udara, seperti terrain awareness, aircraft collision avoidance, wind shear detection, flight control, serta fungsi-fungsi lainnya untuk dapat mendaratkan pesawat secara otomatis,” ujar Menkominfo.

Berdasarkan Statement by President Biden on 5G Agreement yang dirilis oleh situsweb whitehouse.gov tanggal 18 Januari 2022, kata dia, disebutkan bahwa penerapan jaringan 5G di AS sementara ditunda, khususnya di sekitar bandara utama (key airports). Namun, layanan 5G tetap digelar di wilayah yang ditentukan di luar bandara-bandara tersebut.

Tiga operator

Di Indonesia, layanan 5G komersial saat ini telah digelar di lokasi tertentu oleh tiga operator seluler, yaitu Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo.

Ketiga operator tersebut menggunakan dua pita frekuensi seluler eksisting yaitu pita frekuensi 1800 MHz dan 2,3 GHz.

Untuk pita frekuensi baru, kata dia, masih dalam proses farming dan refarming spektrum frekuensi radio agar pemanfaatan pita frekuensi radio berlangsung optimal.

Menurut Johnny, jaringan 5G di Indonesia disiapkan dalam tiga bagian, yaitu untuk low band pada pita frekuensi 700 MHz, middle band pada pita frekuensi 3,5 GHz dan 2,6 GHz, dan high band pada pita frekuensi 26 GHz dan 28 GHz.[]

Redaktur: Andi Nugroho

#5g   #pesawatterbang   #radioaltimeter   #navigasipenerbangan   #AS   #indonesia   #jaringan5G

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global