IND | ENG
Moskow Pakai E-Voting Berbasis Blockchain, Begini Teknisnya

Ilustrasi | Foto: actu.epfl.ch

Moskow Pakai E-Voting Berbasis Blockchain, Begini Teknisnya
Andi Nugroho Diposting : Jumat, 12 Juli 2019 - 20:05 WIB

Moskow, Cyberthreat.id – Warga kota Moskow pada 8 September 2019 menggelar pemilihan umum anggota Dewan Kota Moskow (parlemen). Ini untuk pertama kalinya warga Moskow akan melakukan pemilu anggota dewan dengan tidak keluar dari rumah dan cukup mengakses portal pemilihan melalui komputer atau smartphone.

Selama ini, sistem e-voting yang umumnya dikenal dalam "pencoblosan" masih menggunakan mesin e-voting yang berukuran besar seperti ATM atau memakai tablet. Untuk memilih dengan sistem mesin itu, pemilih harus datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

Ini seperti mesin e-voting yang dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi RI, yang sudah diterapkan di puluhan pemilihan kepala desa. Pemilih terlebih dulu ke TPS yang ditentukan. Selanjutnya, ada verifikasi manual oleh petugas TPS, barulah mereka “mencoblos”. Itulah bedanya dengan sistem e-voting jarak jauh yang diterapkan di Moskow ini.


Berita Terkait:


Dalam pemilu Dewan Kota Moskow nanti, warga yang terdaftar dalam pemilihan tersebut diperkirakan mencapai 500 ribu orang. Dirangkum dari berbagai sumber, perangkat lunak sistem e-voting itu dikembangkan oleh Departemen Teknologi Informasi Kota Moskow sesuai dengan persyaratan ditetapkan KPU Kota Moskow.


Berita Terkait:


Sesuai undang-undang yang ditetapkan pada 29 Mei lalu, pemerintah memutuskan untuk menggunakan sistem e-voting jarak jauh untuk mengintegrasikan inovasi teknologi modern dalam pemilu.

Sistem e-voting tersebut nanti hanya diterapkan di tiga distrik dari 45 distrik di Kota Moskow. Agar dapat memilih dari jarak jauh, para pemilih harus mengajukan permohonan kepada KPU Kota Moskow. Terlebih dahulu harus mengajukan aplikasi dari 24 Juli hingga 4 September 2019.

Meski memakai e-voting jarak jauh, hal itu tidak menghalangi pemilih untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara di TPS. Para pemilih juga memiliki hak untuk menarik dari e-voting dan memilih secara langsung ke TPS.

Blockchain

Menurut Dmitrii Vyatkin, anggota parlemen yang ikut menyusun undang-undang, pemungutan suara akan dilakukan melalui portal www.mos.ru. Untuk mengakses sistem, pemilih juga perlu memberikan kode unik yang dikirimkan kepada mereka melalui pesan teks.

"Teknologi akan menyimpan data pribadi pemilih dan hasil pemilihan yang terpisah sehingga memastikan kerahasiaan suara," demikian seperti dikutip dari www.loc.gov, yang diakses Jumat (12 Juli 2019).

Vyatkin menegaskan, bahwa teknologi yang dipakai untuk penyimpanan data pribadi pemilih itu berbasis blockchain. Dengan begitu, hal itu akan membantu untuk menghindari kecurangan pemilihan, kata dia seperti dikutip dari Cointelegraph.

Jadi, kertas suara elektronik akan disimpan dalam sistem blockchain yang terhubung dengan banyak pengguna. Jika ada yang mencoba mengubah informasi, perubahan tersebut akan dapat dilihat dan diketahui otomatis oleh semua pihak yang sudah tersambung dengan sistem tersebut.

Jaringan blockchain saat ini diyakini sulit diretas karena dilindungi oleh prinsip-prinsip kriptografi modern.

Tata Cara Pemilihan

Calon pemilih mengisi aplikasi lengkap di situs Pemkot Moskow. Daftar pemilih elektronik dibentuk dari daftar penduduk berdasarkan tempat tinggal mereka yang berusia di atas 18 tahun.

Kertas suara elektronik yang muncul di layar terlihat sama seperti kertas suara yang lazim digunakan. Pada saat memberikan hak suara, pemilih membubuhkan tanda pada calon yang dipihnya.  Proses tersebut dilakukan dalam waktu 15 menit.

Untuk menjaga kerahasiaan pemberian suara, informasi tentang kertas suara tidak disimpan di browser pengguna atau pemilik/yang memberikan hak suara, atau di server administrator.

Setelah “pencoblosan” elektronik, kertas suara atau hasilnya langsung terkirim ke sistem blockchain.  Penghitungan suara elektronik juga dihitung dalam jaringan blockchain. Pada saat yang sama dilakukan juga penghitungan secara manual.

Informasi tentang perolehan suara para calon anggota parlemen Duma Kota Moskow akan di-print out di KPU setempat. Proses ini dapat disaksikan oleh setiap orang, misalnya, dengan menggunakan sistem video monitor.

Kemudian, hasil penghitungan suara elektronik digabung dengan suara manual (non-elektronik) untuk mendapatkan jumlah total suara di suatu distrik tempat pemilu berlangsung.

Pengamatan dapat dilakukan oleh siapa saja dengan tidak perlu datang ke TPS. Pengamatan dapat dilakukan secara online dengan cukup memiliki komputer atau smartphone yang tersambung ke internet.

Sistem e-voting pemilu seperti itu juga dilakukan di sejumlah negara, seperti Estonia, Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris. Di Rusia uji coba e-voting pernah dilakukan di Volgograd Region tahun 2009 dan di Odintsovo tahun 2010.

Pada 18 Desember 2018, Rusia juga melaksanakan pemilihan regional yang dilaporkan berhasil dengan 40.000 peserta di Oblast Saratov melalui sistem e-voting dengan teknologi blockchain, yang dijuluki Polys. Teknologi itu telah dikembangkan oleh Kaspersky Lab pada 2017.

Tak hanya Rusia, Pusat Teknologi Elektronik dan Komputer Nasional Thailand juga telah mengumumkan pengembangan sistem e-voting didukung teknologi blockchain.

#e-voting   #rusia   #moskos   #dewandumakotamoskow   #parlemenmoskos   #e-votingjarakjauh

Share:




BACA JUGA
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Mengungkap Taktik Kerajaan Ransomware Matveev
Konni Gunakan Dokumen Microsoft Word Berbahasa Rusia untuk Kirim Malware
Grup Spionase Cyber ​​Rusia Sebarkan Worm USB LitterDrifter
Rontoknya IPStorm, Botnet Perusak Berbagai Sistem Komputer