IND | ENG
Pendiri Signal Sebut Telegram Buruk dalam Hal Privasi dan Perlindungan Data Pengguna

Ilustrasi Telegram

Pendiri Signal Sebut Telegram Buruk dalam Hal Privasi dan Perlindungan Data Pengguna
Yuswardi A. Suud Diposting : Senin, 27 Desember 2021 - 16:17 WIB

Cyberthreat.id - Telegram selama ini diklaim sebagai aplikasi perpesanan yang lebih aman dibanding WhatsApp atau Facebook Messenger. Namun, hal itu dibantah oleh Moxie Marlinspike yang dikenal sebagai pendiri aplikasi pesan Signal.

Dalam sebuah cuitan di Twitter baru-baru ini, Moxie mengatakan, dirinya merasa terheran-heran melihat banyak media yang menyebut Telegram adalah aplikasi messenger yang terenkripsi. Sementara menurut Moxie,Telegram menyimpan chat penggunanya di server dalam bentuk plaintext tanpa perlindungan apa pun. Itu artinya, orang yang punya akses ke server Telegram dan melihat isi teksnya seperti yang dilihat si pemilik chat di ponselnya. Sementara prinsip dasar dalam aplikasi pesan terenkripsi, tak ada satu pihak pun yang dapat mengakses isi komunikasi selain mereka yang terlibat dalam percakapan.

"Telegram memiliki banyak fitur menarik, tetapi dalam hal privasi dan pengumpulan data, tidak ada pilihan yang lebih buruk," cuit Moxie baru-baru ini.

Lebih jauh, dia menjelaskan tentang bagaimana Telegram bekerja.

Menurutnya, aplikasi itu telah menyimpan data seperti kontak pengguna, grup, media, dan setiap pesan yang pernah dikirim atau diterima dalam plaintext di server mereka.

Untuk menguji kebenaran ucapannya, Moxie mengajak menghapus Telegram, menginstal kembali di ponsel baru, dan login dengan nomor mereka di perangkat baru itu.

"Kalian akan segera melihat semua riwayat percakapan, semua kontak, semua media yang dibagikan, dan semua grup kalian. Bagaimana bisa terjadi? Itu semua ada di server mereka, dalam plaintext," lanjutnya.

Sekadar catatan pembanding, jika Anda menggunakan WhatsApp di perangkat baru dan menggunakan nomor biasa, data percakapan lama tidak muncul di perangkat baru, sebab tersimpan di perangkat lama. Jika pun bisa dimunculkan, Anda harus menariknya dari data cadangan  yang disimpan di Google Drive atau iCloud.   

Menurut Moxie, beberapa orang mungkin tak masalah jika Telegram memiliki akses ke semua data, pesan, foto, kontak, grup, dan lainnya karena mereka sudah mempercayai Telegram. Namun, kata Moxie, inti dari enkripsi (pengaman pesan) adalah pengguna tidak mesti percaya ke siapapun selain ke orang yang mereka ajak komunikasi.

"Pesan yang kalian kirim harusnya hanya bisa dilihat oleh kalian dan penerima. Detail grup juga hanya boleh terlihat oleh anggota lain," tambah dia.

Lebih lanjut, Marlinspike menyimpulkan kalau setiap chat yang ada di Telegram, baik percakapan individu maupun grup, bisa saja diakses oleh hacker maupun pemerintah.

Moxie menyebut adanya fitur Pesan Rahasia di Telegram yang dapat menghilang sendiri dalam waktu tertentu. Namun, fitur ini tidak diatur  by default, harus diaktifkan terlebih dahulu oleh penggunanya saat hendak berkomunikasi dengan seseorang.

"Tidak ada enkripsi ujung ke ujung secara default di Telegram, tetapi mereka membicarakannya seperti ada," kata Moxie.  

"Telegram dan FB Messnger dibangun dengan cara yang persis sama. Keduanya bukan 'pembawa pesan terenkripsi'." []
 

#telegram   #moxiemarlinspike   #signal

Share:




BACA JUGA
Gunakan Bot Telekopye Telegram, Penjahat Siber Membuat Phishing Scams Skala Besar
Fitur Baru Signal; Hanya Berbagi Nama, Tak Perlu Nomor Telepon
Signal Messenger Perkenalkan Enkripsi Tahan Kuantum PQXDH
Jutaan Orang Terinfeksi Spyware Tersembunyi dalam Aplikasi Telegram Palsu di Google Play
Spyware Android BadBazaar Targetkan Signal dan Pengguna Telegram