
Ilustrasi NSO Group via Luxembourg Times
Ilustrasi NSO Group via Luxembourg Times
Cyberthreat.id - Agen Uni Emirat Arab memuat spyware Pegasus buatan NSO Grup Israel di telepon istri jurnalis Jamal Khashoggi beberapa bulan sebelum Jamal dibunuh.
Dilansir Washington Post pada Selasa (21 Desember 2021), perangkat lunak penyedot data ponsel itu ditemukan oleh peneliti Citizen Lab, di Universitas Toronto, Kanada, yang memeriksa perangkat itu atas permintaan surat kabar dan istri Khashoggi, Hanan Elatr.
Agen UEA mengunduh spyware di teleponnya setelah menangkap Hanan di bandara Dubai pada April 2018 dan menginterogasinya, kata para peneliti.
Selama interogasi, mereka menyita dua ponsel Android milik Hanan. Menggunakan ponsel pramugari Emirat itu, agen mengetikkan alamat web yang menurut peneliti digunakan untuk menyebarkan spyware.
Washington Post pertama kali melaporkan pada bulan Juli bahwa Elatr ditargetkan oleh spyware Pegasus melalui pesan teks, tetapi para peneliti tidak dapat memastikan apakah peretasan itu berhasil. Tidak jelas apakah spyware yang diluncurkan oleh agen UEA selesai dipasang di telepon, kata peneliti Citizen Lab Bill Marczak kepada Post. Namun, temuan baru ini adalah yang pertama yang secara langsung mengaitkan lembaga pemerintah UEA dengan penggunaan spyware pada seseorang yang dekat dengan Khashoggi dalam beberapa bulan menjelang pembunuhannya.
Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa pangeran Saudi Mohammad bin Salman menyetujui pembunuhan Khashoggi. Salman sendiri menyangkal terlibat.
"NSO Group melakukan peninjauan yang menetapkan bahwa Pegasus tidak digunakan untuk mendengarkan, memantau, melacak, atau mengumpulkan informasi tentang Ms. Elatr," kata pengacara NSO Thomas Clare kepada surat kabar tersebut.
“Upaya lanjutan The Post untuk secara keliru menghubungkan Grup NSO dengan pembunuhan keji Tuan Khashoggi sangat membingungkan,” tambah Thomas.
Laporan itu muncul menyusul dua investigasi baru lainnya yang menemukan spyware NSO Group di telepon para aktivis dan pembela hak asasi manusia.
Citizen Lab menemukan dua contoh dalam dua tahun terakhir perangkat lunak NSO Group Pegasus digunakan untuk meretas dua pemimpin oposisi Polandia, Associated Press melaporkan pada Senin.
Analisis oleh Amnesty International dan Citizen Lab juga menemukan spyware NSO Group di ponsel seorang mantan penyelidik PBB yang menyelidiki kejahatan perang di Yaman, The Guardian juga melaporkan Senin.
Spyware NSO Group menarik pengawasan internasional setelah penyelidikan bersama musim panas ini antara Amnesty, jurnalisme Prancis, Forbidden Stories, dan 17 organisasi media mengungkapkan bahwa antara Juli 2014 dan Juli 2021, perangkat lunak Pegasus NSO Group digunakan untuk menargetkan lebih dari tiga lusin smartphone milik jurnalis, aktivis hak asasi manusia dan eksekutif bisnis.
Beberapa bulan setelahnya, Amerika Serikat memasukkan perusahaan Israel ke daftar hitam dan meminta negara-negara sekutu untuk mengatasi ancaman spyware terhadap hak asasi manusia.
Dalam gugatan WhatsApp terhadap NSO pada April 2020, disebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang membeli lisensi alat peretas Pegasus. Namun, pemerintah Indonesia tak pernah secara terbuka mengakuinya. (Lihat: Ada Indonesia dalam Gugatan Peretasan WhatsApp Memakai Pegasus Buatan NSO Israel). []
Share: