
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Selama setahun terakhir, nilai volume transaksi pembayaran digital di Indonesia dan Filipina mencapai US$12 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya.
Metode pembayaran yang paling banyak dilakukan pengguna di Indonesia ialah dompet digital (e-wallet) dan virtual account dengan jumlah lebih dari 40 persen, lalu diikuti kartu kredit dan QR code, demikian laporan Xendit bertajuk "Tren Pembayaran Digital Indonesia 2021" yang menganalisis 150 juta transaksi digital di kedua negara selama periode November 2020 hingga November 2021.
Perusahaan alat pembayaran online (payment gateway) dan teknologi keuangan tersebut menganalisis lebih dari 3.000 gerai aktif miliknya yang terdiri atas 90 persen UKM dan 10 persen perusahaan.
“Jumlah pengguna dompet digital juga meningkat 2,4 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu," tutur Xendit dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (14 Desember 2021).
Pemakaian e-wallet mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun, terutama selama pandemi, dengan total pertumbuhannya mencapai lebih dari 300 persen dari awal 2021. “Hampir separuh penjual online sudah menerima pembayaran via e-wallet,” Xendit menambahkan.
Yang menarik, penggunaan QR Code juga mengalami kenaikan hingga tujuh kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Akselerasi ini didorong oleh regulasi pemerintah yang menetapkan Quick Response Indonesian Standard (QRIS), sehingga semua pembayaran digital dapat difasilitasi hanya dengan satu kode yang sama.
Pada November lalu, Xendit mencatat bahwa 1 dari 5 gerai menggunakan QR code untuk menerima pembayaran dari pembeli.
Tren lain yang ditemukan ialah nilai transaksi melalui virtual account tertinggi. Rata-rata nilai transaksi menempati angka tertinggi Rp 2,3 juta, sedangkan dompet digital menempati angka terkecil Rp70 ribu.
“Hal ini mengindikasikan bahwa e-wallet banyak digunakan untuk pembayaran bernilai kecil, serupa dengan QR Code yang mencatatkan nominal transaksi rata-rata Rp250 ribu,” ujar Xendit.
Sementara itu, untuk pembelian bernominal besar, pembeli Indonesia lebih banyak mengandalkan virtual account, outlet ritel (rata-rata Rp1,2 juta dan kartu kredit (rata-rata Rp800 ribu).
Di sektor industri yang mengalami peningkatan transaksi terbanyak selama 2021, yaitu produk digital (lebih dari 400 persen), industri jasa (lebih dari 300 persen, dan jasa keuangan (lebih dari 150 persen).
"Kami melihat bahwa selama beberapa tahun terakhir, konsumen Indonesia menginginkan metode pembayaran yang semakin beragam. Untuk itulah, sangat penting bagi para pemilik bisnis - baik usaha besar maupun mikro untuk dapat beradaptasi dan menyediakan berbagai metode pembayaran," ujar Moses Lo, CEO dan Co-Founder Xendit.[]
Share: