
Ilustrasi ujian seleksi calon Aparatur Sipil Negara | Foto: Arsip Badan Kepegawaian Negara
Ilustrasi ujian seleksi calon Aparatur Sipil Negara | Foto: Arsip Badan Kepegawaian Negara
Cyberthreat.id – Untuk mencegah aplikasi-aplikasi ilegal diinstal di komputer ujian seleksi calon Aparatur Sipil Negara (CASN), pemerintah disarankan memasang alat pencegah penginstalan aplikasi dan memblokir port USB.
Tak hanya itu, pemerintah perlu mulai mempersiapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengawasi proses ujian. “Agar aktivitas real-time saat ujian seleksi CASN bisa diketahui jika ada aktivitas mencurigakan,” ujar Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, saat berbincang dengan Cyberthreat.id, Kamis (18 November 2021).
Pratama mengatakan, banyak kemungkinan terkait teknis kecurangan-kecurangan yang bisa dilakukan sehingga sistem teknologi informasi yang dipakai ujian CASN bisa diakses secara ilegal.
Menurut Pratama, audit forensik akan dapat membantu untuk menemukan kecurangan tes CAT yang menggunakan remote access. Karena terdapat log dari setiap aktivitas yang dilakukan peserta. “Audit ini juga bisa menemukan jika ada kejanggalan seperti penggerjaan soal yang cepat dan yang lainnya,” ujarnya.
Pada Oktober lalu, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi membeberkan sejumlah kecurangan peserta ujian CASN di luar Jawa, salah satunya di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.
Bentuk kecurangannya ialah komputer yang dipakai ujian telah dipasang aplikasi akses jarak jauh (remote access). Dengan begitu, komputer tersebut bisa terkoneksi dengan komputer lain di luar ruang ujian, sehingga orang lain bisa ikut membantu peserta ujian.
Ditemukan aplikasi remote access seperti Netop Remote Control, rutserv, serta beberapa aplikasi lainnya dalam perangkat komputer yang digunakan untuk tes Computer Assisted Test (CAT).
Fakta temuan tersebut kembali disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana, dan Kepala BSSN Hinsa Siburian yang digelar secara tertutupi di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (15 November 2021).
Terkait dengan hal tersebut, BSSN pun diminta untuk membuat sistem proteksi khusus untuk mendeteksi ketika ada seseorang mengunduh aplikasi tertentu di komputer yang dipakai untuk ujian. BSSN juga diminta untuk segera melakukan audit forensik seluruh sistem dan perangkat yang dipakai untuk seleksi CASN.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: