
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Bank sentral Peru sedang mempersiapkan untuk mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC). Hal ini dinyatakan oleh Presiden bank sentral Peru, Julio Velarde, pada Selasa (16 November 2021), dikutip dari Reuters.
Alasan mengembangkan mata uang digital sendiri karena untuk mengimbangi mata uang kripto (cryptocurrency) yang berkembang cepat.
Velarde mengatakan, bank sentral sedang bekerja sama dengan bank sentral India, Singapura, dan Hong Kong untuk mengembangkan CBDC tersebut.
"Kami tidak akan menjadi yang pertama, karena kami tidak memiliki sumber daya untuk menjadi yang pertama dan menghadapi risiko itu," kata Velarde.
"Tetapi kami tidak ingin ketinggalan. Setidaknya kami berada di level yang sama atau bahkan mungkin lebih jauh di depan daripada rekan-rekan yang setara meskipun di belakang Meksiko dan Brasil," ia menambahkan.
Chile, negara tetangganya, juga melakukan hal serupa, berencana merilis CBDC pada 2022.
Indonesia juga sedang membahas CBDC, tapi belum ada kejelasan kapan Bank Indonesia segera mengeluarkan peta biru mata uang digitalnya sendiri. (Baca: Ini Tiga Pertimbangan BI Siapkan Rupiah Digital)
Mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral akan berbeda dengan mata uang kripto lainnya seperti bitcoin, karena mata uang ini akan memberikan klaim langsung kepada bank sentral kepada seseorang atau bisnis, sama seperti uang tunai fisik.
Sebagian besar bank sentral di dunia menolak mata uang kripto dipakai untuk pembayaran yang sah karena alasan dapat merusak kendali sistem keuangan global dan bisa dipakai untuk kejahatan pencucian uang.[]
Share: