
Ilustrasi via Google
Ilustrasi via Google
Cyberthreat.id - Sejumlah negara bagian AS yang dipimpin oleh Texas telah memperbarui gugatannya terhadap Google Alphabet Inc. Jaksa negara bagian menuduh raksasa teknologi itu menggunakan taktik pemaksaan dan melanggar undang-undang antimonopoli dalam upayanya untuk meningkatkan bisnis periklanannya yang sudah dominan.
Tuduhan yang diperbarui adalah yang terbaru dalam serangan pengawasan peraturan Google atas praktiknya. Perusahaan teknologi menghadapi beberapa tuntutan hukum, termasuk oleh Departemen Kehakiman untuk praktik monopoli.
Awal pekan ini, Google kalah dalam banding atas keputusan antimonopoli Uni Eropa senilai US$2,8 miliar.
Seperti dilaporkan Reuters pada Minggu (14 November 2021), gugatan AS yang diamandemen diajukan di pengadilan federal di New York Jumat malam, menuduh Google menggunakan taktik monopoli dan pemaksaan dengan pengiklan dalam upayanya untuk mendominasi dan mengusir persaingan dalam periklanan online.
Gugatan tersebut juga menyoroti penggunaan program rahasia Google yang dijuluki "Project Bernanke" pada tahun 2013 yang menggunakan data penawaran untuk memberikan keuntungan pembelian iklannya sendiri.
Misalnya, dalam program iterasi tahun 2015, Google diduga menjatuhkan tawaran tertinggi kedua dari lelang penerbit, mengumpulkan uang ke dalam kumpulan dan kemudian membelanjakan uang itu hanya untuk menaikkan tawaran milik pengiklan yang menggunakan Google Ads perusahaan. Jika tidak, mereka kemungkinan besar akan kalah dalam lelang, menurut gugatan negara bagian.
Baik Alphabet maupun kantor Kejaksaan Agung Texas tidak segera menanggapi permintaan komentar atas gugatan tersebut.[]
Share: