
Ketua Umum APJII Muhammad Arif Angga | Foto: Arsip APJII
Ketua Umum APJII Muhammad Arif Angga | Foto: Arsip APJII
Cyberthreat.id – Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif Angga, mengatakan, ada beberapa kendala dalam penerapan keamanan siber di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang masih terjadi hingga saat ini.
Pertama, edukasi dan sosialisasi publik tentang konten berkualitas, keamanan siber, pemahaman kebinekaan, dan anti terorisme belum diterapkan secara sistematis sejak usia dini. Padahal pengguna internet di Indonesia usia 9-15 tahun memiliki kerentanan yang cukup tinggi.
Kedua, kebijakan dan regulasi untuk keamanan siber belum mengakomodasi segala bentuk ancaman siber, sedangkan kecepatan perkembangan TIK berbanding lurus dengan meningkatnya kejahatan siber.
"Urgensi pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi, hal ini untuk membuat kepastian hukum perlindungan data pribadi rakyat Indonesia," kata Arif dalam acara sedaring Cyber Security Awareness bertajuk “Information and Comunication Technology Sector”, Jumat (12 November 2021).
Ketiga, urgensi pembangunan ekosistem ranah siber Indonesia yang tahan dan aman. Diharapkan ini dapat segera menginisiasi peta jalan pedoman penanganan keamanan siber di Tanah Air.
Terakhir, perkembangan machine-to-machine (M2M) technology, Internet of Things (loT), dan cloud computing dikuti perkembangan ragam serangan siber dan perangkat lunak jahat (malware) yang semakin kompleks.
Oleh sebab itu, kata dia, APJII terus meningkatkan sinergisitas dan kerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Nasional (BIN), Polri, dan lembaga terkait lain dalam bidang keamanan internet.
"Kami melakukan pembuatan domain name system (DNS) bersama hingga ke masing-masing lokasi Indonesia Internet Exchange (IIX) wilayah yang mendukung pemfilteran konten nasional," kata dia.
APJII, kata Arif, juga terus mengedukasi secara masif kepada seluruh penyelenggara jasa internet di Indonesia dalam rangka membentuk ketahanan siber nasional.
"Kami juga terus melakukan monitoring dan analisi trafik internet untuk mendukung sharing informasi ancaman keamanan siber," katanya.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: