
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Serangan distributed-denial-of-service (DDoS) sedang naik daun. Kaspersky mencatat serangan membanjiri server dengan permintaan palsu ini meningkat 24 persen pada kuartal ketiga 2021.
"Meskipun sebelumnya kami melihat penurunan serangan DDoS… situasi sekarang menunjukkan redistribusi sumber daya…Kami memperkirakan jumlah serangan DDoS terus meningkat di kuartal keempat, terutama karena, secara historis, serangan DDoS menjadi sangat tinggi di akhir tahun,” kata Alexander Gutnikov, Pakar Keamanan di Kaspersky pada keterangannya, Rabu (10 November 2021).
September lalu, Bandwith.com, perusahaan layanan Voice offer Internet Protocol (VoIP) menjadi korban serangan DDoS. Serangan tersebut mengakibatkan kerugian antara US$ 9 juta hingga US$12 juta (setara Rp 170,96 miliar). (Baca: Bandwidth.com Merugi hingga Rp170,96 miliar Akibat Serangan DDoS)
Sebelumnya, VoIP.ms, perusahaan sejenis asal Kanada, juga mengalami serangan DDoS dan menyebabkan kerugian, ditaksir antara 1 bitcoin (US$45.000)-100 bitcoin (US$4,5 juta). (Baca: Akamai: Serangan DDoS Kini Lebih Ditargetkan dan Disertai Pemerasan)
Dengan ancaman tren meningkatnya serangan DDoS, perusahaan keamanan siber asal Rusia itu memberikan lima rekomendasi kepada organisasi untuk melindungi diri:
Redaktur: Andi Nugroho
Share: