
Ilustrasi via The Record
Ilustrasi via The Record
Cyberthreat.id - Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) China memberi tahu operator 38 aplikasi populer bahwa mereka memiliki waktu lima hari untuk mengubah cara mereka mengumpulkan data pengguna atau menghadapi denda dan hukuman.
“Departemen kami terus meningkatkan pengawasan atas aplikasi dan pelanggarannya terhadap hak pengguna,” kata MIIT dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan bahwa mereka telah memulai penyelidikan ketiga dan menemukan daftar perusahaan yang melanggar aturan pengumpulan data pengguna.
“Sebanyak 38 aplikasi ditemukan memiliki masalah dan perlu diperbaiki sebelum 9 November,” tambah MIIT seperti dilansir The Record, Kamis (4 November 2021)
Pengumuman Kementerian datang hanya tiga hari setelah Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi (PIPL) China, mulai berlaku pada 1 November. Undang-undang tersebut telah dilihat sebagai versi China dari Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) UE yang super ketat.
PIPL China secara mendasar mengubah cara informasi pribadi diperlakukan dan memberi Beijing landasan hukum untuk memperketat kontrolnya tentang bagaimana perusahaan teknologi besar negara itu menggunakan informasi pribadi dan apakah mereka dapat memindahkannya ke luar negeri.
Yahoo mengumumkan akhir bulan lalu bahwa rangkaian layanannya tidak akan tersedia di China daratan setelah undang-undang tersebut berlaku. (Selengkapnya lihat: Yahoo Angkat Kaki dari China)
Daftar baru pelanggar hukum privasi data MIIT seperti Who's Who dari perusahaan teknologi China. Aplikasi berita dan musik Tencent, platform media sosial Xiaohongshu, dan aplikasi kencan online Tantan semuanya dituduh secara rutin “mengumpulkan informasi pribadi yang berlebihan” atau meminta informasi yang tidak terkait dengan layanan. Aplikasi-aplikasi ini diminta untuk membuat perubahan.
UC Browser Alibaba termasuk dalam daftar perusahaan yang menurut MIIT "memaksa, menyesatkan, dan menipu pengguna" untuk memberikan informasi pribadi perusahaan sehingga, antara lain, mereka dapat ditargetkan dengan pemberitahuan atau iklan sembulan (push notification).
Pengembang aplikasi dapat menghadapi denda hingga 50 juta reminbi, atau sekitar US$7,8 juta, atau hingga 5 persen dari pendapatan tahunan mereka. Pihak berwenang mengatakan mereka juga berhak menghapus platform dari toko aplikasi atau menarik lisensi operasi mereka.
Pada bulan Maret, regulator Tiongkok menetapkan "jumlah informasi pribadi yang sesuai" yang dapat dikumpulkan oleh aplikasi untuk mempertahankan layanan inti mereka. Jika mereka mengumpulkan lebih dari jumlah itu, mereka dapat dimintai pertanggungjawaban. Pengumuman pada Kamis kemarin adalah bagian dari upaya itu.
Perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Daftar lengkap pelanggar (dalam bahasa Mandarin) bisa dilihat di sini.[]
Share: