
Animasi avatar peserta rapat di Microsoft Teams. | Foto: Microsoft
Animasi avatar peserta rapat di Microsoft Teams. | Foto: Microsoft
Cyberthreat.id – Perlombaan membangun dunia virtual—atau dalam istilah yang baru-baru ini ramai dibicarakan di industri teknologi dengan “metaverse”—tampaknya dimulai.
Setelah Facebook mengubah nama induk perusahaan menjadi Meta Platform Inc, yang mengarahkan ke pengembangan “metaverse”, pesaingnya Microsoft, raksasa perangkat lunak AS, juga tak mau kalah.
Meski isu “metaverse” bukan dimulai dari Facebook, perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut boleh disebut sebagai katalisator perusahaan-perusahaan lain mulai fokus membangun dunia virtual.
Microsoft, menurut laporan The Verge, Selasa (2 November 2021), mulai membangun “metaverse” di platform konferensi video-nya, Microsoft Teams.
Perusahaan yan didirikan oleh Bill Gates itu mengenalkan “Mesh”, platform kolaboratif untuk merasakan pengalaman di dunia virtual langsung melalu Microsoft Teams.
Kapan itu dirilis? Paruh pertama tahun depan. “Paruh pertama tahun depan, Anda akan dapat memasuki ruang yang imersif dan kemudian dapat berkolaborasi dan menggunakan alat Microsoft,” kata Manajer Produk Utama Microsoft Mesh, Katie Kelly.
Dalam pengumuman kemarin, digambarkan bagaimana dengan Microsoft Mesh, pengguna Teams akan merasakan pengalaman berbeda ketika menjalani rapat. Microsoft juga sedang mengembangkan “Mode Bersama” dan uji coba lain untuk membuat rapat lebih interaktif.
Alasan Mesh dihadirkan agar peserta tidak mengalami kejenuhan dalam rapat maraton yang berlangsung 30-40 menit. Menurut Manajer Umum Microsoft Teams, Nicole Herskowitz, peserta rapat mulai sulit fokus ketika lebih dari 30 menit atau 40 menit.
Nantinya, Microsoft Teams akan ditambah dengan avatar 3D baru untuk mengadopsi dunia “metaverse”. “Anda tidak perlu memasang headset virtual reality (VR) untuk menggunakannya,” ujar Nicole.
Avatar tersebut akan mewakili peserta rapat dalam pertemuan 2D dan 3D; mereka bisa memilih untuk memiliki versi animasi diri sendiri jika memang tidak ingin memakai atau mengaktifkan kamera web.
“Jadi, saya dapat memilih bagaimana saya ingin muncul, apakah itu video atau dalam bentuk avatar. Ada berbagai variasi opsi khusus untuk memilih bagaimana Anda hadir dalam rapat,” kata Katie Kelly.
Microsoft akan menggunakan AI untuk mendengarkan suara peserta rapat dan kemudian menganimasikan avatar. Jika peserta beralih ke rapat 3D, animasi mengangkat tangan akan terlihat di avatar saat peserta menekan opsi angkat tangan atau animasikan emoji lain.
Microsoft membayangkan ruang virtual di Teams, yaitu semua peseta rapat dapat berjejaring dan bersosialisasi dengan game atau bahkan menggunakan aplikasi Microsoft untuk berkolaborasi dalam proyek. Lingkungan virtual ini jelas akan bekerja baik ketika menggunakan headset VR atau Augmented Reality (AR).
Microsoft bahkan membangun dukungan terjemahan dan transkripsi, sehingga peserta mungkin dapat bertemu di ruang Teams virtual dengan rekan kerja dari seluruh dunia.
“Microsoft dan Meta tampaknya berada di jalur persaingan ketat di ‘metaverse’ di masa mendatang,” tulis The Verge.
Meta sebetulnya juga mengerjakan konsep yang sangat mirip dengan Microsoft. Divisi Reality Labs Meta telah membangun perangkat keras dan perangkat lunak konsumen, termasuk headset Quest VR.
Microsoft dan Meta tidak sendirian. Banyak perusahaan telah mulai menggunakan platform seperti Spatial untuk menawarkan ruang virtual untuk acara, rapat, dan peluang jaringan. Perusahaan-perusahaan lain juga telah konsen ke pengembangan “metaverse”. (Baca: Ini Sejumlah Perusahaan yang Fokus pada Metaverse)
Share: