
Ilustrasi via newson6.com
Ilustrasi via newson6.com
Cyberthreat.id - Perusahaan internet asal Amerika Serikat, Yahoo, mengatakan telah berhenti beroperasi di China daratan terhitung mulai Senin (1 November 2021). Langkah Yahoo ini menyusul langkah serupa yang sebelumnya ditempuh LinkedIn milik Microsoft.
Dilansir South China Morning Post, dalam pemberitahuan di situs webnya, Yahoo hanya mengatakan layanannya tidak dapat lagi diakses di China daratan, tanpa merinci alasannya.
Namun demikian, pengumuman Yahoo itu bertepatan waktunya dengan pemberlakuan Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi (PIPL), salah satu regulasi paling ketat di dunia tentang keamanan data pribadi, yang telah dibandingkan dengan Regulasi Umum Perlindungan Data (GDPR) di Uni Eropa.
Melalui PIPL, Undang-Undang Keamanan Siber yang mulai berlaku pada Mei 2017, dan Undang-Undang Keamanan Data, yang diterapkan mulai September lalu, Tiongkok memiliki serangkaian tindakan yang membatasi aliran data lintas batas dan menegakkan pelokalan data.
"Sebagai pengakuan atas lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di China, rangkaian layanan Yahoo tidak akan lagi dapat diakses dari daratan China mulai 1 November," kata juru bicara Yahoo kepada Reuters melalui email pada Selasa.
"Yahoo tetap berkomitmen pada hak-hak pengguna kami dan internet yang bebas dan terbuka. Kami berterima kasih kepada pengguna kami atas dukungan mereka."
Yahoo telah sangat mengurangi kehadirannya di China selama beberapa tahun terakhir. Sebelum Senin, masih mengoperasikan aplikasi cuaca dan beberapa halaman yang menampilkan artikel berita dalam bahasa asing.
Yahoo memasuki China pada tahun 1998 dan pada tahun 2012 mencapai kesepakatan dengan Alibaba Group untuk menjual sahamnya di raksasa e-commerce itu. Kesepakatan itu juga membuat Alibaba mendapatkan hak untuk mengoperasikan Yahoo China di bawah merek Yahoo hingga empat tahun.
Yahoo China kemudian menutup layanan email dan portal webnya tetapi merek tersebut mempertahankan pusat penelitian dan pengembangan global di Beijing hingga 2015, ketika ditutup.
Pada bulan Mei, Verizon Communications menjual Yahoo dan bisnis media lainnya ke perusahaan ekuitas swasta Apollo Global seharga US$5 miliar.
Situs web blog teknologi Cina Engadget, yang juga dijual dalam kesepakatan itu, juga tidak tersedia pada hari Selasa dan hanya menampilkan pengumuman Yahoo tentang tidak lagi menyediakan konten untuk pengguna Cina daratan.[]
Share: