
Ilustrasi via MSN
Ilustrasi via MSN
Cyberthreat.id - Seorang jenderal Iran mengatakan Israel dan Amerika Serikat kemungkinan berada di belakang serangan dunia maya yang mengganggu distribusi bahan bakar di pompa-pompa bensin di sekujur negeri.
"Serangan hari Selasa secara teknis menyerupai dua insiden sebelumnya yang pelakunya tidak diragukan lagi adalah musuh kita, yaitu Amerika Serikat dan rezim Zionis", kata Gholamreza Jalali dari Pengawal Revolusi seperti dilansir AFP, Senin (1 November 2021).
"Kami telah menganalisis dua insiden, serangan terhadap kereta api dan pelabuhan Shahid Rajaei, dan kami menemukan bahwa mereka serupa," kata Jalali, yang mengepalai unit pertahanan sipil yang bertanggung jawab atas aktivitas dunia maya, kepada televisi pemerintah Sabtu malam.
Pada bulan Juli, kementerian transportasi Iran mengatakan "gangguan dunia maya" telah mempengaruhi sistem komputer dan situs webnya, menurut kantor berita Fars.
Dan pada Mei tahun lalu, Washington Post melaporkan bahwa Israel melakukan serangan siber di pelabuhan Iran Shahid Rajaei di Selat Hormuz, rute strategis untuk pengiriman minyak global.
Serangan dunia maya hari Selasa menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalanan utama di Teheran, di mana antrian panjang di pom bensin mengganggu arus lalu lintas.
Kementerian perminyakan kemudian membuat stasiun layanan offline sehingga bensin dapat didistribusikan secara manual, menurut pihak berwenang.
Presiden Ebrahim Raisi pada Rabu menuduh para pelaku berusaha membuat rakyat Iran menentang kepemimpinan republik Islam itu.
Sekitar 3.200 dari 4.300 stasiun layanan negara itu telah terhubung kembali ke sistem distribusi pusat, kata Perusahaan Distribusi Produk Minyak Nasional, yang dikutip Sabtu oleh kantor berita negara IRNA.
Stasiun lain juga menyediakan bahan bakar untuk pengendara, tetapi dengan harga yang tidak disubsidi yang membuatnya dua kali lebih mahal sekitar lima sen Euro (5-6 sen AS) per liter.
Di negara di mana bensin mengalir bebas dengan harga terendah di dunia, pengendara membutuhkan kartu digital yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
Kartu tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk mendapatkan sejumlah bensin bulanan dengan tarif bersubsidi dan, setelah kuota habis, untuk membeli lebih mahal dengan tarif pasar.
Sejak 2010, ketika program nuklir Iran terkena virus komputer Stuxnet, Iran dan musuh bebuyutannya Israel dan Amerika Serikat secara teratur saling menuduh melakukan serangan dunia maya.[]
Share: