IND | ENG
Survei: Keingintahuan Terhadap Cybersecurity Cukup Besar

Ilustrasi cybersecurity excercise

Survei: Keingintahuan Terhadap Cybersecurity Cukup Besar
Arif Rahman Diposting : Kamis, 11 Juli 2019 - 12:13 WIB

Jakarta, Cybethreat.id - Serangan virus masih merupakan bentuk serangan cyber paling umum yang diketahui oleh warganet di Tanah Air. 

Survei ESET Asia Pasifik baru-baru ini menyatakan sebagian besar responden mengetahui adanya malware seperti Ransomware, Rogue Software atau pun fitur keamanan yang lebih canggih seperti 2FA.

Esensi dari survei adalah bagaimana krusialnya pengetahuan dan pemahaman tentang serangan cyber di masa kini dan ke depan.

Bahwa 90 persen responden survei ESET menyatakan masyarakat Indonesia ingin tahu lebih banyak informasi tentang keamanan cyber.

"Ini berjalan konsisten dengan tanggapan bahwa 50 persen orang Indonesia memiliki pengetahuan tentang ancaman siber," kata IT Security Consultant PT Prosperita - ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, dalam keterangan pers yang diterima Cyberthreat.id, Rabu (10 Juli 2019)

Banyak yang bisa dilakukan untuk mendidik masyarakat tentang langkah-langkah yang tepat untuk mencegah serangan cyber di masa depan. Misalnya edukasi melalui media-media, seminar di sekolah, kampus atau komunitas masyarakat. 

Sayangnya ancaman malware yang umum seperti Email Phishing dan Trojan Horses tidak begitu dikenal. Memperkuat hasil sebelumnya bahwa ada kebutuhan dan keperluan untuk mendidik konsumen tentang berbagai ancaman keamanan siber. 

Ini menunjukkan besarnya kemauan masyarakat untuk ingin belajar lebih banyak dan selalu update tentang lanskap keamanan siber dan tindakan pencegahan apa yang dapat diambil.

Temuan ini harus ditindaklanjuti secara aktif oleh semua pemangku kepentingan, baik pemerintah, vendor keamanan, institusi pendidikan, perusahaan dan organisasi.

Salah satu bentuk tindak lanjut adalah memberikan pelatihan secara rutin dan berkelanjutan. Dengan memperoleh pelatihan, pengguna internet dapat memperoleh banyak hal seperti sebagai berikut:

1. Meminimalisir risiko terkait keamanan siber

2. Menekan frekuensi kerugian lebih rendah dan tingkat keparahan insiden.

3. Menghemat waktu, karena banyak waktu terbuang pasca insiden keamanan sber dalam mencari tahu apa yang terjadi, serta mungkinharus mengulang melakukan pekerjaan yang terkena dampak.

4. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman publik tentang bahaya siber dapat berimbas positif dalam banyak sektor.

#Cybersecurity   #eset   #phising   #trojan   #virus

Share:




BACA JUGA
CHAVECLOAK, Trojan Perbankan Terbaru
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Hacker Pro Palestina Klaim Retas Data Puluhan Perusahaan Israel
Awas, Trojan Menyusup Melalui Iklan Penelusuran Google
SpyNote, Waspadai Trojan Android yang Merekam Audio dan Panggilan Telepon!