
Ilustrasi via The Register
Ilustrasi via The Register
Cyberthreat.id - Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) pada hari Selasa mencabut otorisasi anak perusahaan AS China Telecom beroperasi di Amerika Serikat, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Keputusan itu berarti China Telecom Americas sekarang harus menghentikan operasionalnya di Amerika Serikat dalam waktu 60 hari.
China Telecom, perusahaan telekomunikasi China terbesar, telah memiliki otorisasi untuk menyediakan layanan telekomunikasi selama hampir 20 tahun di Amerika Serikat, dimulai sejak 2002.
Dilansir Reuters, Rabu (27 Oktober 2021), dalam pernyataannya, FCC mengatakan telah menemukan bahwa China Telecom "tunduk pada eksploitasi, pengaruh, dan kontrol oleh pemerintah China dan kemungkinan besar akan dipaksa untuk mematuhi permintaan pemerintah China tanpa prosedur hukum yang memadai yang tunduk pada pengawasan yudisial independen."
Regulator AS menambahkan bahwa kepemilikan dan kontrol pemerintah China "meningkatkan risiko keamanan nasional dan penegakan hukum yang signifikan dengan memberikan peluang" bagi perusahaan dan pemerintah China "untuk mengakses, menyimpan, mengganggu, dan/atau salah mengarahkan komunikasi AS."
Seorang juru bicara China Telecoms America mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan FCC "mengecewakan."
"Kami berencana untuk mengejar semua opsi yang tersedia sambil terus melayani pelanggan kami," kata juru bicara itu.
China Telecom melayani lebih dari 335 juta pelanggan di seluruh dunia pada 2019 dan mengklaim sebagai operator fixed line dan broadband terbesar di dunia, menurut laporan Senat, dan juga menyediakan layanan ke fasilitas pemerintah China di Amerika Serikat.
Lokasi kantor China Telecom America | Sumber: ctamericas.com
Pemerintah AS mengatakan pada April 2020 bahwa China Telecom menargetkan jaringan virtual selulernya ke lebih dari 4 juta orang Tionghoa Amerika; 2 juta turis China setahun mengunjungi Amerika Serikat; 300.000 mahasiswa Cina di perguruan tinggi Amerika; dan lebih dari 1.500 bisnis Cina di Amerika.
Pada April 2020, FCC memperingatkan akan menutup operasi AS dari tiga perusahaan telekomunikasi China yang dikendalikan negara, dengan alasan risiko keamanan nasional, termasuk China Telecom Americas serta China Unicom Americas, Pacific Networks Corp dan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki ComNet (USA) LLC, setelah badan-badan AS mengangkat masalah keamanan nasional.
Komisioner FCC Brendan Carr, seorang Republikan, mengatakan FCC "harus tetap waspada terhadap ancaman yang ditimbulkan" oleh China.
Kedutaan Besar China di Washington tidak menanggapi permintaan komentar.
Keputusan FCC Dipuji Para Senator
Senator AS Rob Portman dan Tom Carper, yang pada 2020 mengeluarkan laporan tentang operasi perusahaan telekomunikasi China di AS, memuji keputusan FCC dalam pernyataan bersama yang menyebut "risiko keamanan nasional dan penegakan hukum yang substansial dan serius."
Pada bulan Maret, FCC memulai upaya untuk mencabut otorisasi untuk China Unicom Americas, Pacific Networks dan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki ComNet untuk menyediakan layanan telekomunikasi AS.
Pada Mei 2019, FCC dengan suara bulat menolak hak perusahaan telekomunikasi milik negara China lainnya, China Mobile, untuk menyediakan layanan di AS.
Tahun lalu, FCC menetapkan Huawei Technologies Co dan ZTE Corp sebagai ancaman keamanan nasional terhadap jaringan komunikasi — sebuah deklarasi yang melarang perusahaan AS memanfaatkan dana pemerintah senilai $8,3 miliar untuk membeli peralatan dari perusahaan tersebut. FCC pada bulan Desember mengadopsi aturan yang mengharuskan operator dengan peralatan ZTE atau Huawei untuk "merobek dan mengganti" peralatan itu.
Pada bulan Maret, FCC menetapkan lima perusahaan China sebagai ancaman terhadap keamanan nasional di bawah undang-undang 2019, termasuk Huawei, ZTE, Hytera Communications, Hangzhou Hikvision Digital Technology Co, dan Zhejiang Dahua Technology Co.[]
Share: