IND | ENG
Naik Kereta Metro di Rusia, Bayarnya Cukup Pindai Wajah. Amankah Data Penumpang?

Penerapan Face Pay di Mosmetro Moskow, Jumat (15 Oktober 2021). | Foto: mosmetro.ru/themoscowtimes.com

Naik Kereta Metro di Rusia, Bayarnya Cukup Pindai Wajah. Amankah Data Penumpang?
Andi Nugroho Diposting : Senin, 18 Oktober 2021 - 10:59 WIB

Cyberthreat.id – Rusia membuat revolusi dalam transportasi publik. Penumpang jaringan kereta Mosmetro Moskow bisa bayar tiket masuk cukup dengan pindai wajah.

Ketika Anda lupa bawa kartu kereta—di sana dikenal Troika—maka selama wajah Anda terdaftar di sistem Mosmetro, cukup sodorkan wajah di kamera, Anda bisa naik kereta.

Tentu saja itu tidak gratis. Penumpang tetap membayar seperti biasa. Hanya, pembayaran tersebut sudah terkoneksi dengan kartu bank penumpang, sehingga ketika penumpang memindai wajahnya dan terdeteksi cocok dengan akunnya, otomatis sistem akan mendebit saldo yang tertaut.

Departemen Transportasi dan Pengembangan Infrastruktur Jalan Moskow mengenalkan teknologi bernama Face Pay itu pada Jumat (15 Oktober 2021).

“Hari ini, di semua stasiun Mosmetro, sistem pembayaran tarif berbasis biometrik diluncurkan menggunakan kamera,” kata Kepala Departemen Transport dan Pengembangan Infrastruktur Jalan Moskow, Maxim Liksutov, saat peluncuran pekan lalu.

Dengan teknologi Face Pay, kata dia, memungkinkan penumpang melewati metro "tanpa tangan", tanpa "Troika" dan tanpa meletakkan kartu, hanya dengan melihat ke kamera.

“Moskow kini menjadi kota dengan penggunaan teknologi pengenalan wajah terbesar di dunia,” ujarnya dikutip dari situs web Mosmetro berbahasa Rusia yang diterjemahkan bebas dengan bantuan Google Translate.

Namun, kata Maxim, teknologi Face Pay adalah alternatif dan bersifat sukarela, artinya metode pembayaran lain masih tetap ada dan tidak dihapuskan.

Ia mengatakan, “pembayaran wajah” telah diuji coba sejak awal tahun ini.


Troika, kartu kereta Mosmetro. | Foto: rbth.com


Algoritma Face Pay cukup sederhana. Penumpang cukup menautkan kartu bank yang berisi saldo dan kartu Troika ke aplikasi Moscow Metro. Penumpang mengirimkan data foto wajah ke platform tersebut.

Selanjutnya, untuk memakai Mosmetro, penumpang terdaftar Face Pay hanya perlu mengarahkan wajah ke kamera yang dipasang di stasiun. Tarif akan didebit langsung dari akun saldo perbankan yang didaftarkan.

Ada lebih dari 240 stasiun Mosmetro menerapkan teknologi “pembayaran wajah” tersebut.

Menurut Maxim, Pemerintah Kota Moskow, kini dipimpin oleh Wali Kota Sergey Sobyanin, menginstruksikan untuk membuat sebanyak mungkin opsi pembayaran penggunaan transportasi publik di ibu kota.

Metode pembayaran terbaru itu pun diklaim sebagai “terdepan di dunia”.

“Karena beragamnya metode pembayaran, selama 10 tahun terakhir, antrean di loket tiket Metro menjadi 3,3 kali lebih kecil, dan dengan hadirnya Face Pay, antrean di loket tiket Metro akan semakin berkurang,” kata Maxim optimistis.

Ia juga menuturkan opsi pembayaran tersebut mendukung metode tanpa kontak sehingga dianggap paling aman untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

“Kacamata dan masker tidak akan mengganggu pengenalan wajah penumpang jika setidaknya 40 persen wajahnya tetap terbuka,” ujar Maxim.

Sebaliknya, jika sebagian wajah tertutup, proses deteksi penumpan butuh waktu lama. Ia pun menyarankan untuk mempercepat deteksi, masker dibuka terlebih dulu.

“Pada saat yang sama, terutama di stasiun dengan cahaya yang redup atau gelap, sistem mungkin bekerja agak lama,” ujarnya.

Apakah bisa diganti dengan foto penumpang saat pemindaian kamera? Maxim menjelaskan bahwa hal itu tidak bisa dilakukan karena teknologi bisa membedakan wajah asli dari yang ditampikan di foto.

Diperkirakan dalam 2-3 tahun ke depan, 10-15 persen penumpang di kota Moskow yang berpenduduk 12,7 juta jiwa itu—jumlah yang hampir setara dengan DKI Jakarta dengan 10,95 juta jiwa (Sensus Penduduk 2020)—akan menggunakan Face Pay. Untuk saat ini pintu akses yang dilengkapi dengan kamera deteksi tersebut hanya tersedia satu unit di setiap lobi stasiun.

Mosmetro Moskow, menurut The Guardian, termasuk jaringan kereta tersibuk dengan lebih dari 6 juta penumpang tiap hari. Stasiun-stasiun mereka juga didesain unik dan menarik bertema Soviet sehingga menjadi destinasi wisata tersendiri.

Bagaimana keamanan datanya?

Sejak Maret lalu, Roskomsvoboda, sebuah kelompok aktivis pro perlindungan hak-hak digital dan kebebasan informasi, telah memperingatkan bahwa Face Pay dapat digunakan untuk tujuan pengawasan dari pemerintah.

Stanislav Shakirov, pendiri Roskomsvoboda, mengatakan langkah terbaru “pembayaran wajah” tersebut sebagai alarm masalah privasi seseorang.

“Ini langkah baru yang berbahaya untuk mengontrol populasi,” kata dia dikutip dari The Guardian.

“Kita semakin dekat dengan negara otoriter, seperti china yang sudah menguasai teknologi wajah. Metro Moskow adalah lembaga pemerintah dan semua data dapat berakhir di tangan dinas keamanan,” ia menambahkan.

Hal senada diutarakan Kepala Departemen Hukum Roskomsvoboda, Darbinyan. "(Face Pay) tidak diragukan lagi adalah teknologi penggunaan ganda, yang dapat digunakan di satu sisi untuk kemudahan penggunaan transportasi, tetapi di sisi lain, untuk pengawasan dan pengambilan data pribadi orang," kata dia dikutip dari Reuters.

"Penegak hukum, yang tidak dikendalikan oleh siapa pun, akan memiliki akses ke kamera video [pengenalan wajah] ini, jadi tentu saja akan ada kasus penyalahgunaan, pelacakan, dan semacam represi politik," Darbinyan mengkritik keras platform tersebut.

Kekhawatiran tersebut memang punya alasan yang bagus. Sistem pengawasan wajah bisa menjadi penegakan hukum yang tidak tepat karena alat deteksi wajah bisa salah membaca dan mengidentifikasi orang yang dimaksud. Sistem pengenalan wajah juga bisa bias gender. (Baca: Salah Tangkap karena Teknologi Pengenalan Wajah Tak Akurat, Pejabat Polisi Digugat

Di sisi lain, selain risiko penyalahgunaan teknologi oleh aparat penegak hukum, juga sistem itu menjadi target peretas, tulis The Verge.

Kepala Layanan Keamanan Metro, Andre Kichigin, membantah tudingan oleh kelompok Roskomsvoboda. Menurut dia, sistem pengenalan wajah tidak akan mengenal nama keluarga, nama depan, atau detail pribadi lainnya.

“Informasi disimpan di pusat pemrosesan data yang hanya diakses oleh staf Kementerian Dalam Negeri,” ujar Kichigan, Maret lalu.

Ia mengatakan hanya orang yang dicari penegak hukum alias buronan yang dimasukkan dalam basis data pengawasan.

Departemen Teknologi Informasi (DIT) Moskow, mengutip dari surat kabar Rusia, Kommersant, mengatakan, foto-foto yang didapat dari penumpang tersebut dikumpulkan melalui saluran resmi dan tidak akan diserahkan kepada polisi. Juga, semua basis data foto dienkripsi dengan aman dalam sistem bernama GIS ETSHD (Pusat Penyimpanan dan Pemrosesan Data Terpadu Moskow). Pemrosessan data itu dilindungi oleh undang-undang.

DIT juga mengatakan pengguna dapat secara mandiri mengunggah foto ke situs web mos.ru ketika mengajukan permohonan sejumlah layanan pemerintah, misalnya, untuk mendapatkan tiket.

Sementara, Maxim menjelaskan bahwa “Kamera di pintu akses sebatas membaca kunci biometrik. Artinya, kunci biometrik pengguna Face Pay dibandingkan [cocok atau tidak, red], dan bukan gambar atau foto wajah atua data pribadi lainnya,” ujarnya.[]

#mosmetro   #moskow   #databiometrik   #pindaiwajah   #keretaapi   #perlindungandatapribadi   #rusia   #

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital