IND | ENG
Ketika Pasar Seni Nigeria Beralih ke Mata Uang Kripto

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Ketika Pasar Seni Nigeria Beralih ke Mata Uang Kripto
Andi Nugroho Diposting : Rabu, 13 Oktober 2021 - 15:28 WIB

Cyberthreat.id – Mata uang kripto (cryptocurrency) sedang naik daun di Nigeria meski bank sentral negara itu secara tegas melarangnya sejak Februari 2021.

Bank sentral menyiapkan sanksi berat bagi yang melanggar, termasuk membekukan akun-akun perusahaan yang melakukan transaksi mata uang kripto. Di satu sisi, bank sentral sedang menyiapkan mata uang digital sendiri, eNaira, yang dikabarkan akhir tahun ini dirilis.

Ebuka Joseph, seorang pedagang karya seni (art dealer), sejak tahun lalu telah memakai mata uang kripto untuk bisnisnya. Ini lantaran pandemi Covid-19 memaksa bisnisnya terhenti. Sekarang, ia justru ketagihan memakai mata uang kripto.

“Kripto memungkinkan saya bertransaksi secara bebas dan dalam beberapa menit kami selesai bertransaksi,” ujar lelaki 28 tahun itu kepada Reuters di Lagos, sebuah kota metropolitan di negara Afrika Barat itu, diakses Rabu (13 Oktober 2021).


Baca:


Sly Megida, seniman lain yang menggunakan kripto untuk menjual karyanya, mengatakan pembelinya yang tersebar di seluruh dunia saat ini memang sudah siap menerima penggunaan mata uang digital.

"Kami berusaha untuk menjaga nilai seni," katanya. Yang ia maksud bahwa ketika orang memakai kripto “orang tidak berpikir bahwa saya membayar terlalu banyak atau terlalu sedikit".

Bagi Joseph dan orang-orang yang seperti dia, Nigeria diyakini masih tetap menjadi pasar terbesar kripto meski ada regulasi yang melarangnya. Platform perdagangan mata uang kripto peer-to-peer, seperti Paxful, masih diyakini tetap laku.

Paxful yang digunakan Joseph mengalami kenaikan 57 persen dalam volume perdagangan di Nigeria hingga Juni 2021, sementara jumlah pengguna melonjak 83 persen.

Sementara, Exchange Yellowcard, platform yang telah mengadopsi model peer-to-peer di Nigeria sejak Februari, mengatakan bahwa penggunaan platformnya "benar-benar meroket".

Menurut Reuters, alasan sejumlah orang Nigeria yang beralih ke kripto untuk bisnis demi melindungi tabungan mereka. Ini lantaran mata uang negara itu, Naira, nilainya turun saat dipakai dalam pembayaran luar negeri, terlebih seringkali sulit mendapatkan dolar Amerika Serikat.

Pada Maret lalu, sebulan setelah bank sentral mengeluarkan larangan, perusahaan riset Chainalysis mengeluarkan laporan bulan lalu tentag tren kripto di Afrika bahwa volume dolar cryptocurrency yang dikirim dari Nigeria menjadi US$132 juta, naik 17 persen dari sebelumnya.

Chainalysis mengatakan larangan bank sentral memang mengunci sebagian besar orang Nigeria dari pertukaran kripto tradisional, tapih justru banyak yang beralih ke sistem peer-to-peer.

Meski mengalami perkembangan pesat, risiko tetap ada. Pada Agustus lalu, bank sentral membekukan akun beberapa pengguna kripto karena diduga mendapatkan dana dari dealer valuta asing ilegal.[]

#nigeria   #dcash   #enaira   #matauangkripto   #cryptocurrency   #banksentral

Share:




BACA JUGA
Malware Docker Terbaru, Mencuri CPU untuk Crypto & Mendorong Lalu Lintas Situs Web Palsu
Serangan Tanpa File PyLoose Berbasis Python Targetkan Beban Kerja Cloud untuk Penambangan Cryptocurrency
Pertukaran Cryptocurrency Jepang Menjadi Korban Serangan Backdoor macOS JokerSpy
Baru! Penambangan Ilegal Cryptocurrency Targetkan Sistem Linux dan Perangkat IoT
Digitalisasi Layanan Kebanksentralan untuk Pemulihan Ekonomi