
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato | Foto: nippon.com
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato | Foto: nippon.com
Cyberthreat.id – Untuk kali pertama pemerintah Jepang mengatakan secara resmi ke publik bahwa China, Rusia, dan Korea Utara menjadi ancaman siber.
Jepang telah menyiapkan rancangan strategi keamanan siber untuk tiga tahun ke depan dan akan disahkan dalam waktu dekat. Ini lantaran disebutkan dalam draf strategi itu bahwa “risiko berkembang pesat menjadi situasi kritis” dan tiga negara tersebut diduga terlibat dalam aksi siber yang agresif.
Sayangnya tidak diperjelas secara detail tentang jenis risiko tersebut.
Draf tersebut juga menyebutkan bahwa Jepang akan mengambil langkah-langkah balasan yang tegas menggunakan setiap cara dan kemampuan yang efektif, termasuk respons diplomatik dan tuntutan pidana.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato, seperti dikutip dari Japan Times, Senin (27 September 2021), mendesak anggota Cybersecurity Strategic Headquarters untuk “bekerja dengan pemerintah daerah sembari memberikan pertimbangan yang cukup untuk mendapatkan kepercayaan publik dan terus menerapkan langkah-langkah yang ditetapkan dalam strategi,” kata dia.
Jepang akan mempercepat kerja sama dengan mitranya di kelompok "Quad", yaitu Amerika Serikat, Australia dan India, serta ASEAN untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, demikian disebutkan dalam rancangan strategi itu.
Quad terbentuk pada 2004 untuk penanganan gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok tersebut justru mulai masuk ke agenda politik, terutama terkait dengan pengaruh China yang tumbuh di kawasan Asia-Pasifik, tulis Mainichi.jp.[]
Share: