
Apple | Foto: Pexels
Apple | Foto: Pexels
Cyberthreat.id – Apple, produsen iPhone, kini membolehkan para pengembang aplikasi iOS memberikan opsi kepada konsumen tentang pembayaran aplikasi di luar App Store.
Keputusan tersebut menjadi perubahan besar pada kebijakan App Store yang selama ini mewajibkan pembayaran wajib melalui Apple.
Apple selama ini melarang pengembang aplikasi untuk “menggunakan informasi kontak (email, nomor telepon, dll) yang diperoleh dari aplikasi untuk mengontak pengguna di luar aplikasi”. Ini yang menyebabkan pengembang tidak bisa memberi tahu pengguna opsi membayar layanan digital di luar Apple.
Kebijakan tersebut mendapat kritik sejak lama karena Apple meminta bagian 15 hingga 30 persen dari penjualan kotor. Apple pun melunak. Sekarang pengembang dapat menggunakan informasi, seperti alamat email, untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan mendorong mereka membayar secara langsung aplikasi tanpa melalui Apple.
“Untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada pengembang untuk menjangkau pelanggan mereka, Apple juga mengonfirmasi bahwa pengembang dapat menggunakan komunikasi, seperti email, untuk menginformasikan tentang metode pembayaran di luar aplikasi iOS mereka,” tutur Apple seperti dilaporkan CNBC, pekan lalu, diakses Senin (30 Agustus 2021).
“Seperti biasa, pengembang tidak akan membayar komisi kepada Apple atas pembelian apa pun yang terjadi di luar aplikasi mereka atau App Store. Pengguna harus menyetujui komunikasi dan memiliki hak untuk membatalkan (opt out),” Apple menambahkan.
Tidak jelas apakah Apple akan melakukan perubahan dalam waktu dekat atua menunggu penyelesaiaan gugatan secara keseluruhan. Dalam gugatan juga tak disebutkan apakah itu berlaku untuk Mac App Store, tulis Ars Technica.
Perubahan tersebut menyusul putusan gugatan class action yang diajukan dua pengembang aplikasi ke Apple. Mereka menuding perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu memonopoli distribusi aplikasi iOS dan pembelian dalam aplikasi sehingga menyebabkan biaya komisi yang tinggi.
"Dengan memberi tahu pelanggan tentang opsi pembayaran alternatif, pengembang dapat menghindari pembayaran komisi Apple dan, terlebih lagi, memberikan tekanan kompetitif pada Apple untuk mengatur harganya," kata pengacara penggugat dalam gugatannya.
Pengadilan Distrik AS untuk Distri Utara California juga memutuskan pengembang dengan pendapatan kurang lebih US$1 jta per tahun antara 2015 hingga 2021 dapat mengklaim ganti rugi antara US$250 hingga US$ 30.000 dari dana yang dibayarkan Apple sebesar US$100 juta.
Perjanjian antara penggugat dan Apple mencakup beberapa perubahan lain pada kebijakan App Store:
Ketidakmampuan pengembang aplikasi untuk mengirim email kepada pelanggannya tentang alternatif pembayaran juga menjadi fokus Komisi Eropa. Spotify, pengembang aplikasi musik asal Swedia, misalnya, menentang aturan tersebut.
"Jika Anda adalah saingan Apple Music, Anda tidak dapat mengirim email kepada pelanggan Anda yang memberitahu mereka untuk pergi ke situs web Anda untuk berlangganan dengan harga tanpa biaya komisi," kata Kepala Kompetisi Komisi Eropa Margrethe Vestager pada April setelah mengajukan pernyataan resmi keberatan.
Apple berencana menghapus pembatasan dari Pedoman Peninjauan App Store, menurut pengajuan pengadilan.
Secara terpisah, pada Kamis lalu, Apple mengumumkan akan mengurangi biaya di App Store untuk penerbit yang menyediakan konten ke Apple News.[]
Share: