
Ilustrasi via Cointribune
Ilustrasi via Cointribune
Cyberthreat.id - Orang tua dari dua remaja yang diduga terlibat pencurian Bitcoin yang hari ini bernilai US$777 ribu (setara Rp11 miliar) digugat oleh korbannya.
Berdasarkan dokumen pengadilan yang diperoleh Brian Krebs dan dikutip ZDnet, koban bernama Andrew Schober kehilangan 16,45 Bitcoin pada 2018. Itu terjadi setelah komputernya terinfeksi mlaware yang diduga dikembangkan oleh dua remaja Inggris itu.
Gugatan [PDF] yang diajukan di Colorado, Amerika Serikat, menuduh Benedict Thompson dan Oliver Read, yang masih di bawah umur pada saat kejadian, telah membuat malware clipboard.
Perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memantau alamat dompet cryptocurrency, diunduh dan tanpa disadari dieksekusi oleh Schober setelah dia mengklik sebuah tautan yang diposting ke Reddit, untuk menginstal aplikasi cryptocurrency Electrum Atom.
Saat proses pengiriman Bitcoin dari satu akun ke akun lainnya, malware memicu serangan Man-in-The-Middle (MiTM), tampaknya dengan cara otomatis mengganti alamat dompet Bitcoin tujuan dengan alamat yang dikendalikan oleh kedua remaja itu. Dengan demikian, Bitcoin yang semula hendak dikirim ke dompet lain, malah masuk ke dompet kedua remaja itu.
Menurut dokumen pengadilan, jumlah Bitcoin yang dicuri mewakili 95% kekayaan bersih korban saat pencurian terjadi.
"Tuan Schober berencana untuk menggunakan hasil dari penjualan cryptocurrency untuk membantu membiayai rumah dan menghidupi keluarganya," bunyi gugatan itu.
Kedua remaja itu, yang penyelidikannya dibiayai oleh Schober, sekarang sudah dewasa dan sedang belajar ilmu komputer di universitas Inggris.
Nama ibu dan ayah Thompson dan Read disebutkan dalam pengaduan.
Dokumen gugatan juga menyebutkan telah mengirimkan email ke orang tua sebelum kasusnya dibawa ke pengadilan. Dalam email itu, korban meminta agar Bitcoinnya dikembalikan untuk mencegah tindakan hukum.
"Sebagai orang tuanya, saya meminta Anda untuk terlebih dahulu memberinya kesempatan untuk mengembalikannya, tanpa melibatkan penegak hukum. Anak Anda jelas seorang pemuda yang sangat cerdas. Saya tidak ingin dia dirampok masa depannya," demikian antara lain bunyi surat itu.
Namun, permintaan yang dikirim pada 2018 dan 2019 itu tidak mendapat respon balasan.
Pengaduan Schober mengklaim bahwa orang tua "tahu atau seharusnya tahu" apa yang sedang dilakukan anak-anak mereka, dan bahwa mereka juga gagal mengambil "langkah-langkah yang masuk akal" dalam mencegah bahaya lebih lanjut.
Sebagai tanggapan (PDF), para tergugat tidak membantah tuduhan itu, melainkan meminta kasusnya dihentikan karena telah melewati batas waktu dua dan tiga tahun.
Namun, tim hukum Schober mengatakan gugatan baru diajukan karena mereka butuh waktu untuk melacak dan mengidentifikasi pelakunya. Karena itu, pengacara Schober meminta kasus itu tetap dilanjutkan.[]
Share: