Cyberthreat.id – Perusahaan keamanan siber Amerika Serikat, NortonLifeLock, membeli pesaingnya, Avast Plc dengan nilai sekitar US$8,6 miliar (setara Rp97,8 triliun dengan kurs Rp14.382) dalam bentuk tunai dan saham.

Kedua perusahaan sejak Juli lalu memang telah mengumumkan rencana merger. Mereka berharap bisa makin kuat melayani lebih dari 500 juta pelanggan keamanan siber di dunia.

Dengan merger tersebut, Norton akan fokus dalam perlindungan pencurian identitas, sedangkan Avast mempekruat dalam isu privasi. “Kami berdua memiliki visi platform yang sama,” ujar CEO NortonLifeLock, Vincent Pilette, dikutip dari Reuters, diakses Kamis (12 Agustus 2021).

Avast didirikan di Praha, Republik Ceko oleh perekayasa perangkat lunak (software engineer) Pavel Baudiš dan Eduard Kučera. Avast adalah pelopor perangkat lunak “freemium”, yaitu aplikasi dasar gratis dan pelanggan berbayar untuk fitur premium. Pengguna perangkat lunak keamanan Avast yang aktif hingga akhir 2020 mencapai 435 juta dengan pelanggan berbayar sebanyak 16,5 juta.

Sementara, NortonLifeLock, sebelumnya dikenal sebagai Symantec, berganti nama setelah menjual bisnis perusahaannya ke Broadcom pada 2019. Mereka memiliki bisnis “premium” lebih besar yang menjual produk antivirus, antispyware, antimalware, dan solusi siber lainnya.

Perusahaan merger itu akan memiliki hampir 5.000 pekerja. Namun, dalam kesepakatan, keduanya berencana memangkasnya menjadi sekitar 4.000 dalam sembilan hingga 12 bulan. Perusahaan mengatakan kesepakatan itu diharapkan memberikan penghematan biaya tahunan sekitar US$280 juta.

CEO Avast Ondrej Vlcek mengatakan pemegang saham Avast akan memegang 14-26 persen dari perusahaan gabungan tergantung pada opsi pembayaran.

Kantor pusat gabungan perusahaan akan berada di Praha dan Tempe, sebuah kota di Arizona, AS.[]