Cyberthreat.id – Pengadilan Distrik Tagansky, Moskow, Rusia menjatuhkan hukuman kepada raksasa mesin pencari internet, Google, sebesar 3 juta rubel (US$41.017 atau setara Rp593 juta dengan kurs Rp14.4771).

Google didenda lantaran melanggar Undang-Undang Data Pribadi. Hukuman ini menjadi pertama kali bagi perusahaan Amerika Serikat itu dalam kasus pelanggaran data.

Perusahaan telah mengonfirmasi terkati denda tersebut, sayangnya tak mau memberikan komentar lebih lanjut, tulis Reuters, diakses Jumat (30 Juli 2021).

Hukuman tersebut terjadi di tengah upaya Rusia memperketat operasional platform media sosial. Rusia tengah gencar mengawasi medsos terkait dengan konten-konten yang dilarang dan berusaha memaksa perusahaan teknologi asing untuk membuka kantor di Rusia.

Rusia sebelumnya telah mendenda Google karena tidak menghapus konten terlarang. Google juga membuat kesal aparat berwenang Rusia dengan memblokir beberapa akun YouTube yang dimiliki oleh tokoh dan media pro-Kremlin.

Sementara, pada Juni lalu, regulator komunikasi negara, Roskomnadzor, mengatakan Google bisa saja didenda hingga 6 juta rubel karena tidak menyimpan data pribadi pengguna Rusia di Rusia.

Terpisah, Pengadilan Moskow pada Kamis (29 Juli) telah mendaftarkan proses administrasi terhadap Facebook dan Twitter untuk pelanggaran yang sama, kantor berita Interfax melaporkan.

Facebook dan Twitter belum menanggapi terkait gugatan tersebut.

Kedua perusahaan, masing-masing didenda 4 juta rubel pada Februari 2020 karena melanggar undang-undang data Rusia dan diperingatkan pada Mei bahwa mereka harus membuka basis data di negara itu pada Juli atau menghadapi denda hingga 18 juta rubel.

Sementara, LinkedIn Microsoft telah diblokir di Rusia setelah pengadilan menyatakan perusahaan melanggar undang-undang penyimpanan data yang disahkan pada 2015.[]