IND | ENG
Peringatan Joe Biden: Serangan Siber Bisa Menjadi Perang di Dunia Nyata

Presiden AS Joe Biden | Foto: Arsip whitehouse.gov

Peringatan Joe Biden: Serangan Siber Bisa Menjadi Perang di Dunia Nyata
Yuswardi A. Suud Diposting : Rabu, 28 Juli 2021 - 14:56 WIB

Cyberthreat.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan jika negaranya harus terlibat dalam "perang bersenjata" dengan kekuatan besar, itu bisa terjadi akibat dari serangan dunia maya yang signifikan terhadap negara itu.

Komentar Biden itu menyoroti apa yang dilihat Washington sebagai ancaman yang meningkat yang ditimbulkan oleh Rusia. dan Cina.

Keamanan siber telah menjadi agenda utama pemerintahan Biden setelah serangkaian serangan tingkat tinggi terhadap entitas seperti perusahaan manajemen jaringan IT SolarWinds, penyalur BBM Colonial Pipeline, perusahaan pemrosesan daging JBS, dan perusahaan perangkat lunak Kaseya.

Serangan siber itu merugikan AS jauh lebih besar dari sekadar perusahaan diretas. Beberapa serangan mempengaruhi pasokan bahan bakar dan makanan di beberapa bagian Amerika Serikat.

"Saya pikir kemungkinan besar kita akan berakhir, jika kita berakhir dalam perang - perang bersenjata yang nyata dengan kekuatan besar - itu akan menjadi konsekuensi dari pelanggaran dunia maya dengan konsekuensi besar dan meningkat secara eksponensial," kata Biden dalam pidato setengah jam saat mengunjungi Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) pada hari Selasa (27 Juli 2021) seperti dilansir Reuters.

Selama pertemuan puncak 16 Juni lalu di Jenewa antara Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Biden membagikan daftar infrastruktur penting yang dianggap AS terlarang untuk diserang oleh aktor ancaman yang didukung negara-bangsa.

Sejak itu, anggota senior tim keamanan nasional pemerintahan Biden telah melakukan kontak terus-menerus dengan anggota senior Kremlin mengenai serangan dunia maya di Amerika Serikat, kata Gedung Putih.

Biden juga menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh China, merujuk pada Presiden Xi Jinping sebagai "sangat serius untuk menjadi kekuatan militer paling kuat di dunia, serta ekonomi terbesar dan paling menonjol di dunia pada pertengahan 2040-an. "

Dalam pidatonya di hadapan sekitar 120 karyawan ODNI dan pejabat senior, Biden juga berterima kasih kepada anggota badan intelijen AS, menekankan kepercayaannya pada pekerjaan yang mereka lakukan dan mengatakan dia tidak akan memberikan tekanan politik pada mereka. ODNI mengawasi 17 organisasi intelijen AS.

"Saya tidak akan pernah mempolitisir pekerjaan yang Anda lakukan. Anda pegang kata-kata saya," katanya. "Itu terlalu penting bagi negara kita," katanya.

Komentar Biden itu memberikan perbedaan yang jelas dibanding pendahulunya Donald Trump, yang punya hubungan kontroversial dengan badan-badan intelijen.[]

#joebiden   #keamanansiber   #serangansiber   #perangsiber

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Pentingnya Penetration Testing dalam Perlindungan Data Pelanggan