IND | ENG
Peminat Mata Uang Kripto Masih Minim, Apa Faktornya?

Ilustrasi | Foto: Freepik.com

Peminat Mata Uang Kripto Masih Minim, Apa Faktornya?
Andi Nugroho Diposting : Selasa, 09 Juli 2019 - 16:22 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id – Survei terbaru Kaspersky  menemukan bahwa kurangnya pemahaman dan kepercayaan menghambat konsumen untuk menggunakan mata uang kripto atau kriptokurensi (cryptocurrency).

Laporan Kaspersky bertajuk Uncharted territory: why consumers are still wary about adopting cryptocurrency, mengungkapkan, sebanyak 29 persen orang memiliki pengetahuan tentang mata uang kripto dan terdapat banyak permintaan untuk menggunakan teknologi tersebut, namun hanya satu dari sepuluh yang memahami cara kerja sepenuhnya.

Menurut Kaspersky, banyak konsumen masih kurang memiliki pemahaman yang tepat tentang bagaimana mata uang kripto bekerja. Akibatnya, penerimaan mata uang kripto belum begitu masif di masyarakat.

“Sampai saat ini, empat dari lima orang (81 persen) tidak pernah membeli cryptocurrency, seiring dengan kami  melakukan observasi seberapa jauh mata uang tersebut diterima sebagai bentuk pembayaran atau investasi yang umum,” tulis Kaspersky dalam siaran persnya yang diterima Cyberthreat.id, Selasa (9 Juli 2019).

Survei juga menunjukkan ada kecenderungan, di antara konsumen untuk menggunakan mata uang kripto, tetapi kesenjangan pengetahuan menghalangi mereka dalam mengambil risiko. Selain itu, banyak orang berpikir mereka sudah tahu dengan apa yang mereka hadapi, kemudian selanjutnya memutuskan untuk tidak menggunakan mata uang kripto. “Hampir seperlima responden (18 persen) berhenti menggunakannya karena terlalu rumit secara teknis,” demikian survei tersebut.

Menurut Kaspersky, kurangnya pemahaman itu dapat menyebabkan ketidakpercayaan akan kemampuan mata uang kripto dalam menjaga uang konsumen tetap aman.

“Sebagai contoh, hampir sepertiga responden (31 persen) mempercayai mata uang kripto cukup fluktuatif dan mereka membutuhkan kestabilan sebelum siap untuk menggunakannya,” tulis Kaspersky.

Ada juga persepsi umum di antara konsumen yang mengatakan bahwa mata uang kripto tidak akan bertahan selamanya. “Sepertiga responden (35 persen) juga percaya bahwa mata uang kripto adalah tren yang tidak cukup menarik untuk dipertimbangkan,” tulis survei.

Serangan Hacker

Dari survei itu juga menunjukkan, satu dari lima responden mengatakan mereka telah mengalami serangan peretasan di bursa mata uang kripto. Pelaku kejahatan siber juga menciptakan dompet elektronik palsu untuk menarik orang menginvestasikan uang mereka secara gegabah.

“Dan, sebanyak 15 persen konsumen telah menjadi korban penipuan mata uang kripto,” tulis Kaspersky.

Kaspersky merekomendasikan bisnis mata uang kripto ini harus diimbangi dengan keamanan terbaik untuk para pengembang kontrak pintar.

Meski terdapat keinginan besar dari konsumen untuk menggunakannya, memberikan uang hasil jerih payah untuk sesuatu yang tidak sepenuhnya dimengerti, atau dipercayai, adalah sebuah rintangan, tulis Kaspersky.

“Seperti halnya ancaman siber, tidak ada yang dapat menggantikan sebuah kewaspadaan. Jika Anda ingin memperdagangkan aset crypto pada pertukaran apa pun, selalu perhatikan keamanan kredensial akun Anda,” tulis Kaspersky.

Vitaly Mzokov, Head of Commercialization di Kaspersky mengatakan, jika tujuannya adalah investasi jangka panjang atau menggunakan mata uang kripto untuk pembayaran, maka simpanlah di lingkungan yang aman dan gunakan beberapa jenis dompet, atau mendistribusikannya baik antara perangkat lunak dan perangkat keras.

“Banyak konsumen masih belum memahami lebih jauh mengenai mata uang tersebut akibat kekhawatiran dan bagaimana teknologi tersebut bekerja. Ini adalah industri yang menarik untuk dilibatkan, tetapi juga merupakan industri yang dibangun berdasarkan kepercayaan,” tutur dia.

#cryptocurrency   #kriptokurensi   #libra   #matauangkripto   #kaspersky

Share:




BACA JUGA
Malware Docker Terbaru, Mencuri CPU untuk Crypto & Mendorong Lalu Lintas Situs Web Palsu
Kaspersky: 1 dari 5 Pengguna Internet Indonesia Jadi Sasaran Serangan Siber
Penyebab Kanada Blokir WeChat China dan Antivirus Kaspersky Rusia dari Perangkat Pemerintah
Kanada Larang Penggunaan Aplikasi Kaspersky dan Tencent
Kebocoran Ransomware LockBit 3.0 Memunculkan Ratusan Varian Baru