
Twitter | Foto: Unsplash
Twitter | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan penangkapan seorang pemuda asal Inggris yang diduga terlibat dalam peretasan massal akun Twitter politisi dan selebritas pada Juli 2020.
Pemuda berusia 22 tahun bernama Joseph James O’Connor itu ditangkap di Spanyol pada Rabu (21 Juli 2021) dan bersiap menghadapi dakwaan berlapis, tulis Reuters, diakses Kamis (22 Juli).
Selain peretasan akun Twitter, ia juga didakwa terlibat pembajakan akun TikTok dan Snapchat, terlibat dalam tindakan pemerasan berbasis seksual (sextortion), dan pengintaian siber (cyberstalking) terhadap seorang remaja berusia 16 tahun.
Selain Joseph, sebelumnya penegak hukum AS juga lebih dulu menangkap Graham Ivan Clark. Pemuda berusia 18 tahun ini berperan sentral dalam serangan ke Twitter. Ia menggunakan julukan Kirk#5270.
Berita Terkait:
Pada Maret 2021, ia mengaku bersalah atas dakwaan pengadilan negara bagian Florida dan setuju menjalani tiga tahun penjara remaja seperti putusan hakim. Graham dalam aksinya merekrut dua orang: Nima Fazeli dan Mason Sheppard yang tengah diadili.
Menurut dokumen dakwaan, Joseph—memiliki nama online “PlugwalkJoe” sejak 2018—membantu cara mendapatkan akses ke akun Twitter tertentu, termasuk kemungkinan akun mantan Presiden Donald Trump. Ia bakal menjalani masa penahanan selama sidang di Spanyol.
Serangan massal terhadap Twitter belum pernah terjadi sebelumnya, terlebih pembajakan berlangsung secara bersamaan. Mayoritas akun yang dibajak adalah akun terverifikasi (centang biru), seperti Elon Musk, Barack Obama, Kim Kardashian, Warren Buffet, Benjamin Netanyahu, Jeff Bezos, Michael Bloomberg, dan Kayne West.
Tak luput dari peretasan, termasuk akun pertukaran mata uang kripto (cryptocurrency), seperti Binance, Gemini, dan Coinbase. Lalu, akun perusahaan milik Apple dan Uber Technologies.
Akun-akun yang dibajak tersebut sama-sama meminta sumbangan dalam bentuk mata uang kripto. “Anda mengirim US$ 1.000, saya mengirimi Anda kembali US$ 2.000,” demikian sebuah tweet di akun Bill Gates, Rabu (15 Juli 2020) malam waktu setempat.
Menurut dokumen dakwaan, Graham menerima sekitar US$117.000 melalui 415 transfer. Dua alamat bitcoin lain juga mengumpulkan tambahan US$6.700 melalui 100 transaksi.[]
Share: