
Alat peretas ponsel milik NSO Group | Foto: Becky Peterson/Business Insider
Alat peretas ponsel milik NSO Group | Foto: Becky Peterson/Business Insider
Cyberthret.id–Israel menyatakan tak ada larangan penjualan ekspor produk siber, seperti spyware (perangkat lunak mata-mata) yang dijual oleh NSO Group, perusahaan Israel yang memproduksi spyware Pegasus.
Menurut Kementerian Pertahanan Israel penjualan spyware adalah untuk penggunaan yang sah dan dengan tujuan tunggal “memerangi kejahatan dan melawan terorisme”. (Baca: Begini Wujud Pegasus, Alat Peretas Buatan Perusahaan Israel NSO Group)
Dalam pernyataa tertulis, dikutip dari Reuters, Senin (19 Juli 2021), Kementerian menyetuju ekspor produk siber “secara eksklusif kepada lembaga pemerintah, untuk penggunaan yang sah, dan hanya untuk mencegah dan menyelidiki kejahatan dan melawan terorisme.”
"Dalam kasus di mana barang yang diekspor digunakan dengan melanggar izin ekspor atau sertifikat penggunaan akhir, tindakan yang tepat akan diambil," kata kementerian itu tanpa menjelaskan lebih lanjut maksud dari “tindakan yang diambil” tersebut.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz, mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Benny Gantz pada Kamis ini untuk membahas ekspor produk siber NSO Group.
Nitzan sendiri juga Ketua Partai Liberal Meretz dan anggota Kabinet Keamanan Pembuatan Keputusan Perdana Menteri Naftali Bennet.
Berbicara dalam pertemuan faksi Meretz yang disiarkan televisi, anggota parlemen Mossi Raz meminta partai tersebut untuk menuntut agar Israel menghentikan ekspor NSO, yang ia sebut sebagai "mengekspor persenjataan, yang dilarang ke negara-negara non-demokratis".
Namun, anggota parlemen Meretz lainnya, mantan Wakil Kepala Militer Israel Yair Golan, lebih berhati-hati, mengatakan pelaporan tentang NSO "terlihat tendensius, dengan motivasi komersial" dan menambahkan: "Bukan hanya NSO yang melakukan hal seperti itu," ujar dia.
Sebelumnya, laporan konsorsium jurnalis internasional yang berbasis di Prancis bersama Amnesty Internasional mengungkapkan bahwa spyware Pegasus telah menargetkan sekitar 50 ribu nomor telepon milik politisi, eksekutif bisnis, jurnalis, dan aktivis HAM di seluruh dunia sejak 2016.
Beberapa nama dalam daftar itu diketahui telah meninggal dibunuh, termasuk jurnalis Meksiko Cecilio Pineda yang tewas ditembak sekelompok orang pada 2017. Pembunuhan jurnalis senior Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2018 juga disebut-sebut terjadi setelah ponselnya disadap menggunakan Pegasus. (Baca: Amerika Sebut Putra Mahkota Saudi Dalangi Pembunuhan Khashoggi yang Libatkan Penyadapan WhatsApp)
Amnesty International bersama Forbidden Stories menerbitkan penyelidikan forensik pada Minggu (18 Juli), salah satunya, menyimpulkan bahwa pelanggan NSO memiliki akses ke serangan zero-day di iMessage Apple baru-baru ini.
Sebagai bagian dari penelitian itu, Amnesty menulis bahwa ponsel yang terinfeksi Pegasus mengirimkan informasi "ke layanan yang digawangi oleh Amazon CloudFront, menunjukkan bahwa NSO Group telah beralih menggunakan layanan AWS dalam beberapa bulan terakhir." (Baca: Amazon Mematikan Infrastruktur Grup NSO Israel, Pembuat Alat Sadap Pegasus)
Share: