
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id–Ransomware naik daun pada 2017 ketika jenis “WannCry” melabrak ratusan komputer organisasi di dunia, termasuk dua rumah sakit di Jakarta.
Sejak itu, ransomware menjadi ancaman siber nyata yang menjadi perhatian khusus, meski sebetulnya istilah perangkat lunak jahat ini ada sejak 1989. (Baca: Ransomware Masih Kuat Sejak Serangan Pertama pada 1989)
Pada 2019, ransomware membuat gempar lagi. Puluhan kantor pemerintah dan organisasi swasta di AS terkena dampak. Itu tahun-tahun terparah AS diserang ransomware. (Baca: Yang Perlu Anda Ketahui tentang Ransomware)
Bukan makin mengendor, sejak itu aktivitas hacker kelompok ini makin merajalela dengan tebusan yang tinggi. Belum lama ini, bandit ransomware membuat AS gerah lantaran perusahaan migas terkemuka Colonial Pipeline menjadi korban. AS tuding hacker Rusia di balik operasi dunia maya itu. Akhir tahun lalu, perusahaan perangkat lunak SolarWinds juga membuat efek domino ke jaringan kantor pemerintah AS, termasuk ke Microsoft dan perusahaan keamanan siber, FireEye, setelah disusupi ransomware REvil.
Meski kejadian ransomware makin hari, kian sering terdengar, mungkin masih ada yang belum memahami tentang perangkat lunak jahat ini. Berikut ini penjelasan ransomware yang dikemukan oleh Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur (CISA) Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dikutip dari situs webnya, diakses Minggu (18 Juli 2021). CISA baru-baru ini menerbitkan kanal online tentang ransomware bertajuk “Stopransomware” sejak kasus ransomware yang dialami perusahaan teknologi TI Kaseya.
Apakah ransomware itu virus?
Bukan. Ransomware ialah perangkat lunak jahat (malware), sedangkan virus adalah bagian dari keluarga malware.
Ransomware adalah jenis malware yang digunakan peretas untuk menginfeksi komputer dan mengenkripsi file komputer hingga uang tebusan dibayarkan. Setelah infeksi awal, ransomware akan berusaha menyebar ke sistem yang terhubung, termasuk drive penyimpanan bersama dan komputer lain yang dapat diakses.
Jika tuntutan tebusan tidak dipenuhi (atau korban tidak membayar uang tebusan), file atau data terenkripsi biasanya akan tetap terenkripsi dan tidak tersedia bagi korban. Bahkan, setelah uang tebusan dibayarkan untuk membuka kunci file terenkripsi, terkadang peretas akan meminta pembayaran tambahan, menghapus data korban, menolak mendekripsi data, atau menolak memberikan kunci dekripsi yang berfungsi untuk memulihkan akses korban.
Sebetulnya, tidak disarankan untuk membayar uang tebusan ke bandit ransomware karena tidak ada jaminan decryptor yang ditawarkan bisa memulihkan file yang terenkripsi.
Bagaimana cara kerja ransomware?
Ransomware mengidentifikasi drive pada sistem yang terinfeksi dan mulai mengenkripsi file dalam setiap drive. Ransomware umumnya menambahkan ekstensi ke file terenkripsi, seperti .aaa, .micro, .encrypted, .ttt, .xyz, .zzz, .locky, .crypt, .cryptolocker, .vault, atau .petya, untuk menunjukkan bahwa file telah dienkripsi. Ekstensi file yang digunakan adalah unik untuk jenis ransomware.
Dari nama ekstensi itulah, seringkali nama-nama bandit ransomware dijuluki oleh kalangan peneliti keamanan siber, sebut saja Petya, CryptoLocker dan lain-lain.
Setelah ransomware menyelesaikan enkripsi file, malware membuat dan menampilkan file atau file yang berisi instruksi tentang bagaimana korban dapat membayar uang tebusan. Jika korban membayar uang tebusan, peretas dapat memberikan kunci kriptografik yang dapat digunakan korban untuk membuka kunci file, membuatnya dapat diakses.
Bagaimana ransomware menginfeksi?
Ransomware biasanya dikirimkan melalui email phishing atau melalui "drive-by downloads" Email phishing sering kali muncul seolah-olah dikirim dari organisasi yang sah atau seseorang yang dikenal oleh korban dan membujuk pengguna untuk mengklik tautan berbahaya atau membuka lampiran berbahaya.
Sementara, "drive-by downloads” adalah program yang diunduh secara otomatis dari internet tanpa persetujuan pengguna atau seringkali tanpa sepengetahuan mereka. Ada kemungkinan kode berbahaya dapat berjalan setelah diunduh, tanpa interaksi pengguna. Setelah kode berbahaya dijalankan, komputer terinfeksi ransomware.
Bagaimana cara melindungi data dan jaringan?
Bagaimana mencegah agar tak menjadi korban ransomware?
Bagaimana cara merespons ketika terkena ransomware?
Bagaimana jika saya pengguna individu atau rumahan?
Share: