IND | ENG
Cegah Monopoli, KPPU China Batalkan Rencana Merger Dua Video Game Streaming Tencent

Ilustrasi via PingWest

Cegah Monopoli, KPPU China Batalkan Rencana Merger Dua Video Game Streaming Tencent
Yuswardi A. Suud Diposting : Sabtu, 10 Juli 2021 - 11:39 WIB

Cyberthreat.id - Meskipun memiliki saham di dua situs live streaming video game terbesar di China, Tencent Holding Ltd tak bisa seenaknya menggabungkan keduanya. Administrasi Negara Pengaturan Pasar China (SAMR), semacam Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kalau di Indonesia, pada hari Sabtu (10 Juli 2021) mengatakan akan melarang rencana itu dengan alasan antimonopoli.

Tencent pertama kali mengumumkan rencana menggabungkan dua situs video game, Huya dan DouYu, pada tahun lalu. Menurut Tencent, penggabungan itu untuk merampingkan sahamnya di perusahaan, yang menurut MobTech memiliki 80 persen pangsa pasar senilai lebih dari US$ 3miliar dan terus bertumbuh.

Tencent adalah pemegang saham terbesar Huya dengan kepemilikan 50,1 persen. Perusahaan itu juga memegang lebih dari sepertiga saham DouYu. Kedua perusahaan itu terdaftar di Amerika Serikat, dan memiliki nilai pasar gabungan sebesar US$5,3 miliar.

Dilansir Reuters, SAMR mengatakan gabungan pangsa pasar Huya dan DouYu dalam industri streaming video game akan lebih dari 70% dan penggabungan keduanya akan memperkuat dominasi Tencent di pasar ini, mengingat Tencent telah memiliki lebih dari 40% pangsa pasar di segmen game online.


Kepemilikan Tencent di Huya dan DouYu | Sumber: Caixin Global  (data 2020)

Huya dan DouYu masing-masing berada di peringkat 1 dan 2 sebagai situs streaming video game paling populer di China, di mana pengguna berduyun-duyun menonton turnamen e-sports dan mengikuti gamer profesional.

Tencent mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "akan mematuhi keputusan, mematuhi semua persyaratan peraturan, beroperasi sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, dan memenuhi tanggung jawab sosial kami."

Pengakhiran kesepakatan terjadi di tengah tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap perusahaan teknologi China dari pemerintah. Awal tahun ini, regulator antimonopoli menjatuhkan rekor denda US$ 2,75 miliar pada raksasa e-commerce Alibaba karena terlibat dalam perilaku anti-persaingan.

Huya dan DouYu tidak segera menanggapi permintaan komentar atas keputusan SAMR.

Dalam memo dari SAMR yang diterbitkan bersamaan dengan pengumuman tersebut, Zhang Chenying, salah satu anggota komite anti-monopoli, berpendapat penggabungan kedua perusahaan akan mencegah persaingan yang adil.

"Jika Huya dan DouYu bergabung, Tencent akan memegang kendali penuh atas entitas yang digabungkan," tulis Zhang.

"Mempertimbangkan faktor-faktor seperti pendapatan, pengguna aktif, sumber daya streaming langsung, dan indikator kunci lainnya, kami dapat berharap bahwa merger akan menghilangkan atau membatasi persaingan yang adil." []

#douyu   #videogame   #

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital