
Didi | Foto: financialchickens.com
Didi | Foto: financialchickens.com
Cyberthreat.id–Platform taksi daring China, Didi, yang dikembangkan oleh Didi Global Inc, didepak dari toko aplikasi di China. Perintah pencopotan kepada toko-toko aplikasi dikeluarkan oleh Cyberspace Administration of China (CAC) pada Minggu (4 Juli 2021), dikutip dari Reuters.
Beberapa hari sebelumnya, CAC mengumumkan sedang menyelidiki Didi, termasuk perusahaan barunya yang dibuka di AS. Didi diperiksa pemerintah China lantaran menemukan perusahaan tersebut mengumpulkan data pribadi pengguna secara ilegal.
CAC pun meminta Didi Global Inc untuk segera membuat perubahan agar mematuhi regulasi perlindungan data yang berlaku di China. Ini terjadi empat hari setelah mereka baru saja berdagang di New York Stock Exchange dan berhasil mengumpulkan US$4,4 miliar dalam penarawan umum perdana (IPO).
Sayangnya, alasan penghapusan aplikasi tak dirinci oleh CAC dalam sebuah pernyataan di akun media sosialnya.
Menanggap penghapusan itu, Didi Global mengatakan telah berhenti menerima pendaftaran pengguna baru dan akan menghapus aplikasinya dari toko aplikasi. Perusahaan juga segera akan membuat perubahan untuk mematuhi regulasi yang berlaku dan melindungi hak pengguna.
Namun, pengguna yang telah mengunduhnya masih bisa memakainya. Didi yang telah beroperasi di 15 negara lain mengumpulkan sejumlah besar data mobilitas real-time setiap hari untuk riset teknologi dan analisis lalu lintas kendaraan.
Tindakan terhadap Didi yang didirikan oleh pengusaha Will Cheng pada 2012 termasuk salah satu yang paling signifikan dari CAC sejak lembaga ini dibentuk pada 2014. Sejak tahun lalu, regulator China terus menekan raksasa teknologi dalam negerinya terkait dengan keamanan data dan masalah antimonopoli.
Selain masalah pelanggaran data, State Administration for Market Regulation (SAMR) China juga sedang menelusuri Didi Global terkait dengan praktik antimonopoli.
The Global Times, sebuah tabloid yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Partai Komunis yang berkuasa, People's Daily, mengatakan pada Senin (5 Juli) bahwa kemampuan "analisis mahadata" yang dimiliki Didi dapat menimbulkan risiko terhadap informasi pribadi pengguna.
"Tidak boleh ada raksasa internet yang diizinkan menjadi basis data super tentang informasi pribadi orang-orang China yang berisi lebih banyak detail daripada negara, dan perusahaan-perusahaan ini tidak dapat diizinkan untuk menggunakan data sesuka mereka," katanya dalam sebuah opini.
Sementara, dalam prospektus IPO-nya, Didi mengatakan, "Kami mengikuti prosedur yang ketat dalam mengumpulkan, mentransmisikan, menyimpan, dan menggunakan data pengguna sesuai dengan kebijakan keamanan dan privasi data kami," tuturnya.[]
Share: