
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Amerika dan Ingggris menuding mata-mata Rusia yang telah merecoki Pemilihan Presiden AS 2016 terdeteksi selama dua tahun terakhir menargetkan ratusan organisasi di dunia dengan jaringan pribadi virtual (VPN).
Dalam pernyataan bersama, Kamis (1 Juli 2021), dikutip dari Reuters, kedua negara menyebut bahwa Unit 26165—sayap badan spionase militer Rusia yang salah satu perwiranya didakwa membobol email Partai Demokrat—menggunakan VPN dan peramban Tor untuk melakukan serangan brute force (membobol akun online) terhadap ratusan lembaga pemerintah dan sektor swasta.
Namun, pernyataan tersebut tidak menyebutkan secara jelas entitas mana saja yang ditarget dan hanya disebutkan bahwa mereka berada di AS dan Eropa, seperti kantor pemerintah, partai politik, perusahaan energi, firma hukum, dan media massa.
Pernyataan bersama itu dikeluarkan oleh Badan Keamanan Nasional AS, Uni Keamanan Siber Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Biro Investigasi Federal dan Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris.
Sejauh ini, belum ada tanggapan dari pemerintah Rusia atas pernyataan terbuka tersebut. Namun, beberapa kali Rusia selalu membantah bahwa negaranya mempekerjakan peretas jahat untuk melakukan spionase negara lain.
Unit 26165 pertama kali muncul ke publik pada medio 2018, ketika belasan anggotanya didakwa selama penyelidikan penasihat khusus Robert Mueller atas campur tangan Rusia dalam pemilu yang membawa Donald Trump ke tampuk kekuasaan AS. Lebih banyak anggota unit itu didakwa akhir tahun itu karena diduga meretas lembaga anti-doping internasional.
Tahun lalu, AS juga menuding mereka diduga menggunakan perangkat lunak berbahaya untuk membobol sistem Linux.[]
Share: